Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita | Putriku Menghatamkan Al-Quran di Malam ke-23 Ramadan

7 Juni 2021   07:19 Diperbarui: 7 Juni 2021   07:33 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putriku saat mengajarkan sepupunya belajar ngaji (Dokpri)

Bukan bermaksud riya atau sombong dan memamerkan capaian putri kami di bulan ramadan, tapi ini merupakan cerita yang dapat menginspirasikan bagi para orang tua, soal mendidik anak-anak di dalam rumah tangga. 

Setiap orang tua, tentunya pasti berkeinginan agar anak-anak mereka tumbuh menjadi anak yang sholeh dan sholehah. Hal ini memang suatu keharusan. Sebab, anak merupakan titipan Allah SWT -- paling berharga -- yang harus dirawat dan jaga. 

Sebab, kelak orang tua pasti akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT, kelak di akhirat tentang anak-anaknya. Hal ini seperti ditegaskan Rasulullah SAW di dalam hadist-nya. 

Setiap engkau adalah pemelihara, dan setiap engkau akan dimintai pertanggung jawaban, mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya: Seorang pemimpin adalah pemelihara, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Seorang laki-laki juga pemelihara dalam keluarganya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Dan seorang perempuan adalah pemelihara dalam rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. (HR.Bukhari) 

Pada berbagai kesempatan, baik di mimbar jumat, maupun materi yang disampaikan oleh guru dan dosen, bahwa jika orang tua dapat merawat dan mendidik anaknya dengan benar, maka anak tersebut menjadi penenang jiwa dan penyejuk hati, serta mengharumkan nama baik orang tua. Begitu pun juga sebaliknya. 

Walaupun begitu, soal mendidik tidak bisa seperti membalik telapak tangan. Sebab, membutuhkan kesabaran, di samping itu, kita sebagai orang tua, tidak hanya mengandalkan pengalaman yang kita peroleh dari orangtua kita, tapi terlebih adalah memperdalam ilmu agama, dan ilmu pendidikan anak melalui berbagai referensi. 

Justru itu, di era kecanggihan teknologi informasi saat ini, sebagai orang tua, kita dituntut harus kreatif, dalam arti mengakses situs-situs pendidikan, maupun menyaksikan video pada konten YouTube, tentang pendidikan. Dan, Informasi yang kita serap, lalu aplikasikan di dalam rumah tangga. 

Namun, satu hal yang patut dicatat adalah mendidik anak, bukan hanya dibebankan kepada seorang ayah atau ibu, tapi keduanya harus berperan penting, sebab kehadiran kedua orang tua di tengah-tengah anak, maka secara psikologi dapat mempengaruhi karakter anak-anak. 

Hal ini, seperti yang dilakukan saya bersama istri dalam mendidik putri kami, sejak berada di bangku TK, hingga di bangku sekolah dasar (SD) dan SMP. perhatian terhadap putri kami benar-benar, menjadi prioritas utama, sehingga kehadiran kami, yang selalu berada di sampingnya, memacu dia giat belajar dan mengaji. 

Di rumah, kami harus membagi tugas, pendidikan agama merupakan tanggung jawab istri saya, sementara soal membangun kegemaran membaca, menulis dan berpidato adalah tugas saya. Dan, soal menanamkan pendidikan karakter adalah tanggung jawab kami berdua. 

Apa yang kami terapkan berjalan dengan baik dan berhasil, pada setiap tahun putri kami menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan, pada tataran kognitif, afektif dan psikomotorik. 

Karena pendidikan dalam rumah tangga berjalan sesuai skema, sehingga pada lembaga pendidikan; formal dan non-formal, tak jarang para tenaga pendidik, melontarkan pujian soal karakter dari putri kami, Kata-kata yang sering diucapkan adalah, anak kalian berkarakter baik; jujur, disiplin dan bertanggung jawab. 

Pada bulan ramadan 2020 lalu, saat bangsa ini dihantam virus corona, membuat sekolah-sekolah menjalankan pendidikan secara daring, kami pun memanfaatkan kondisi tersebut dengan memaksimalkan peran sebagai pengganti guru di rumah, dan satu hal yang kami banggakan adalah selain jalani belajar daring, putri kami juga menjadi guru mengaji bagi keponakan dan anak-anak tetangga. 

Sementara pada ramadan kemarin, kami terus memotivasi-nya, agar intens mengaji seusai salat lima waktu, dengan catatan jika dapat menghatamkan alquran di bulan ramadan, maka hadiahnya adalah pena dan buku. Pilihan hadiah seperti ini, pada prinsipnya adalah keinginan kami, agar putri kami terus mencintai ilmu pengetahuan. 

Dan, alhamdulillah, tepat pada malam ke 23, atas izin Allah SWT, putri kami dapat menghatamkan alquran. Pada prinsipnya, ini merupakan kebanggaan bagi kami. 

Sekali lagi, ini bukan bermaksud memamerkan apa yang kami lakukan terhadap putri kami, dan yang dilakukan putri kami selama bulan ramadan, tapi ini merupakan cerita, yang kiranya dapat menjadi inspirasi, bagi para orang tua, agar lebih memusatkan perhatian pada pendidikan anak-anak, ketimbang harus berkutat dengan gadget dan media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun