Justru itu, target beliau bahwa STAIN Ternate sebagai salah satu Perguruan Tinggi Islam tertua di bumi Moloku Kie Raha, mampu bersaing dengan sejumlah Perguruan Tinggi tersebut.
Dan, upaya yang dilakukan oleh beliau pun berhasil, melalui perjuangan tim alih status STAIN Ternate ketika itu. Direspon, dengan dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2013 tentang perubahan STAIN Ternate, menjadi IAIN Ternate, disertai dengan diterbitkan PMA nomor 95 tahun 2013 tentang Organisasi dan tata kerja IAIN Ternate
Maka pada 10 Januari 2014, IAIN Ternate diresmikan oleh Menteri Agama Surydharma Ali dan sekaligus melantik beliau selaku Rektor IAIN Ternate, sehingga pada setiap pada awal tahun tepatnya pada 10 Januari, selalu dikenang sebagai hari bersejarah untuk IAIN Ternate.
Abd Rahman Ismail Marasabessy, merupakan pimpinan Perguruan Tinggi dengan visi pengembangan kampus yang jelas dan terukur. Selain berperan penting dalam merubah wajah kampus, kiprah beliau sebagai salah satu tokoh agama di Provinsi Maluku Utara juga berdampak positif terhadap IAIN Ternate.
Membangun kerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi, maupun pemerintah daerah yang berujung pada pemberian lahan kampus baru di desa Dodinga Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat oleh Pemda Provinsi Maluku Utara.
Menjadi Rektor pertama IAIN Ternate
Ungkapan "proses tidak menghianati hasil", memang tepat menggambarkan kiprah Abd Rahman Ismail Marasabessy di IAIN Ternate. berawal dari target membawa perubahan pada STAIN Ternate, hingga mewujudkan menjadi IAIN, Walupun begitu, selama periode kepemimpinannya berbagai kebijakannya tidak berjalan mulus, lantaran mendapat berbagai tantangan.
Terlebih, mewujudkan keinginan tersebut di atas. Namun, setiap problem yang dihadapi selalu diatasi dengan baik, hingga pada januari 2014, STAIN resmi belaih status menjadi IAIN dan diresmikan oleh menteri Agama Suryadharma Ali, serta melantiknya menjadi rektor pertama IAIN Ternate.Â
Sebenarnya, ide peralihan status awalnya dilontarkan mantan ketua STAIN Drs H Abdjan Jahja pada 2007 silam. Dan, ketika itu berbagai upaya telah dilakukan. Namun, keinginan tersebut dapat dituntaskan pada periode kepemimpinannya.
Setelah upaya peralihan status STAIN menjadi IAIN berhasil. Maka, diputuskan bahwa pada awal 2014 menteri agama Suryadharma Ali lah yang bakal meresmikan dan melantik beliau sebagai rektor, karena ada satu pasal peralihan status menyebutkan bahwa Ketua STAIN adalah Rektor pertama IAIN.Â
Dan, momen bersejarah itu disaksikan langsung penulis. Karena ketika itu, penulis merupakan panitia peresmian STAIN menjadi IAIN.