Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kasih Ibu Sepanjang Masa

6 Januari 2021   07:40 Diperbarui: 6 Januari 2021   07:53 1081
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto by. Islampos.com

Ibu, sering dipersepsikan sebagai sekolah pertama bagi anak-anak di rumah. Justru itu, karakter yang ditampilkan seorang anak di sekolah, maupun di tengah masyarakat merupakan cerminan dari karakter orang tua, terlebih seorang ibu. Sehingga, tak jarang ekspresi seorang bapak ketika mendapati anak-anak yang membuat kesalahan, nada kekecewaan yang dilontarkan adalah menyalahkan seorang ibu. Karena, merasa ibu-lah yang paling bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan anak-anak.

Padahal, sebetulnya pendidikan di dalam rumah tangga, tidak serta merta hanya dibebankan kepada seorang ibu, tapi pada prinsipnya merupakan tanggung jawab bersama. Walaupun begitu, seorang ibu tak pernah merasa terbebani atas ekspresi kekecewaan yang disampaikan kepadanya, ibu tetap sabar dan tabah menghadapinya, dan terus berupaya  untuk mendidik anak-anaknya, sehingga kelak anak-anak besar dan sukses, sehingga sosok ibu selalu lekat di hati anak-anak.

Terkait pendidikan dalam rumah tangga, peran ibu sangat penting. Justru itu, seorang ibu diminta mencurahkan perhatian penuh terhadap anak-anak, seperti disebutkan di atas, karakter yang ditonjolkan seorang anak merupakan cerminan dari karakter orang tua, terlebih ibunya. 

Justru itu, ibu yang memahami akan hal ini -- mengatur waktu sebaik mungkin, untuk selalu berada di samping buah hatinya. Karena, anak yang tumbuh dewasa dalam pengawasan serta didikan seorang Baby Sitter, karakternya jauh berbeda dengan anak yang dididik langsung oleh orang tua, terlebih ibunya, lantaran ketulusan kasih sayangnya, dapat membentuk kepribadian anaknya.

Karena begitu pentingnya peran ibu, sehingga di dalam Islam Allah swt menegaskan kepada kita agar senantiasa mencurahkan kasih sayang kepada orang tua, terlebih seorang ibu. Mengapa, ibu lebih penting? Karena perjuangan ibu dipandang jauh lebih "berat" dibandingkan ayah, seperti saat mengandung kita selama sembilan bulan, dan pertaruhkan nyawanya demi menghadirkan kita di dunia ini, kemudian dilanjutkan dengan merawat dan mendidik kita. 

Oleh karena itu, firman Allah dalam surat Lukman ayat 14 yang artinya, "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Selain ayat tersebut di atas, Rasulullah SAW menganjurkan kita berperilaku baik terhadap ibu untuk merefleksikan kecintaan kita terhadap ibu, karena ibu-lah dipandang sebagai figur penting dalam mendidik dan membesarkan kita. Anjuran tersebut disebutkan pada hadis  berikut, yang artinya:

"Sesungguhnya Allah berwasiat 3 kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, Sesungguhnya Allah berwasiat 3 kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, Sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat, kemudian yang dekat." (HR. Ibnu Majah).

Mengapa pada hadis ini Rasulullah menyebut nama ibu sebanyak tiga kali, kemudian baru ayah. Hal ini dapat dimaknai bahwa dalam rumah tangga, peran ibu dalam mencurahkan kasih sayang jauh lebih besar terhadap anak-anak, bila dibandingkan ayah. Sehingga, kedudukan ibu dalam perspektif agama Islam paling istimewa dan mendapat perhatian lebih besar. 

Sementara, pada hadis riwayat Bukhari dan Muslim, dijelaskan bahwa salah sesorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali? Rasulullah menjawab Ibumu!. Kemudian orang tersebut kembali bertanya, Kemudian siapa lagi? Rasulullah menjawab ibumu! Orang tersebut bertanya kembali, kemudian siapa lagi? Beliau menjawab, ibumu! Orang tersebut bertanya kembali, kemudian siapa lagi, Rasulullah menjawab, kemudian ayamu!.

Derajat ibu dipandang sangat istimewa, baik dijelaskan melalui firman Allah swt maupun hadis Nabi. Sehingga, perilaku buruk kita terhadap ibu dianggap menyalahi perintah Allah maupun Rasul. Justru itu, kita diminta tetap menjunjung tinggi harkat dan martabat seorang ibu, sebagai representasi kecintaan kita kepadanya. Karena, kasih sayang ibu kepada kita pun tidak mengenal batas waktu.

Ternate, 5 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun