Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang 40 Hari Kepergian Sang Adik Gunawan "Wera" Idrus

25 Oktober 2020   22:23 Diperbarui: 25 Oktober 2020   23:04 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada suatu kesempatan di tahun 2006 silam, ketika libur kuliah saya kembali ke rumah nenek di Kota Tidore Kepulauan. Di kamar nenek kami, adik saya yang ketiga Gunawan Idrus, duduk mematung di dalam kamar. Rupanya dia memutuskan untuk berhenti bersekolah, sehingga ibu kami memarahinya, dan dia pun merasa ketakutan lalu masuk "bersembunyi" di kamar nenek kami.

Ketika tiba di rumah, ibu kami memanggil, lalu beritahu kepada saya bahwa Wera sapaan karib adik saya tidak mau pergi ke sekolah, sehingga meminta kepada saya untuk menanyakan apa alasannya sehingga dia tidak mau pergi ke sekolah.

Setelah mendengar penjelasan ibu kami. Dan, saya pun masuk di kamar nenek kami dan menemuinya, pertanyaan pertama yang saya lontarkan kepadanya yaitu mengapa dia memutuskan untuk berhenti bersekolah, dengan gugup dia menjelaskan bahwa dia tidak sanggup lagi melanjutkan sekolah; alasannya cukup sederhana yaitu ingin bekerja membantu ibu dan bapak.

Namun, saya tetap memintanya agar dia tetap bersekolah. Sebab, bagi saya mungkin dia melakukan kesalahan di sekolah sehingga merasa takut dimarahi para guru di Sekolah, sehingga memilih berhenti bersekolah. Hanya saja, dia menepis dugaan saya, bahwa bukan lantaran membuat masalah di sekolah lantas takut, akan tetapi seperti alasannya di atas, dan dia tetap pada keputusannya bahwa biarlah dia membantu ibu-bapak kami bekerja untuk membiayai pendidikan saya dan ketiga adik saya.

Sambil menatap wajah saya, dia berujar "biarlah saya yang berhenti bersekolah, dan saya berjanji membantu kalian." Walaupun merasa kecewa, namun saya tetap memahami keputusannya, dan ketika saya hendak keluar dari kamar dia mencegat, kemudian menyerahkan sebuah telepon genggam yang dia dapatkan di jalan raya, dia menyerahkan telepon genggam tersebut sambil menjelaskan bahwa sudah sebulan lebih dia menanyakan kepada teman-teman di Sekolah saat itu, perihal telepon genggam tersebut.

Namun, tidak mendapati pemiliknya. Karena merasa ketakutan, dia lalu menyerahkan telepon genggam yang dia temukan itu kepada saya, untuk menggunakannya. Ketika berhenti bersekolah, selain bekerja membantu kedua orang tua kami. Pada suatu kesempatan dia bercerita tentang keahliannya memasang antena parabola, saya sempat heran.

Sebab, pada kelas dua SMU dia berhenti bersekolah, sementara memiliki keahlian tersebut. Dan dia bilang bahwa perkenalannya dengan salah satu pemilik toko elektronik di Ternate, yang belakangan diketahui bernama toko BETA, yang letaknya persis di dekat masjid Al-Muttaqin Kelurahan Gamalama Ternate.

Pemilik toko tersebut lalu mengajarinya cara memasang antena parabola dan men-setting program, karena sudah mahir lalu dia ditawari bekerja pada toko tersebut, namun menurutnya jika bekerja di toko, maka tidak ada waktu luang untuk membantu kedua orang tua kami, sehingga dia meminta kepada sang pemilik toko, bahwa biarlah dia tetap bekerja membantu orang tua kami sambil mencari konsumen dan menyarankan mereka untuk membeli alat elektronik pada toko tersebut.

Karena, mendapat banyak konsumen sehingga dia sering menerima bonus dari pemilik toko tersebut. Dan, berkat keahlian memasang antena parabola dan men-setting program, lama kelamaan dia mulai dikenal banyak orang, sehingga sering dipanggil oleh warga; untuk memasang antena parabola baik di Tidore, Moti, hingga di pulau Halmahera.

Pekerjaan tersebut dia tekuni hingga menghembuskan napas terakhirnya. Sebab, menjelang tutup usia, salah satu rumah yang dia tinggal bersama istri dan anaknya, dia meminta kepada pemilik rumah tersebut membeli parabola, agar dia memasang untuk menonton pertandiangan sepak bola Liga 1 Indonesia.

Kebetulan adik kami Ardi Idrus merupakan pemain bola professional yang bergabung dengan klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat, yakni Persib Bandung, sehingga pada setiap pertandingan selalu disiar langsung di Televisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun