Mohon tunggu...
Hilman Fajrian
Hilman Fajrian Mohon Tunggu... Profesional -

Founder Arkademi.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama FEATURED

Inikah Senjakala Stasiun Televisi?

13 Januari 2016   13:43 Diperbarui: 7 Juni 2021   06:56 17437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: pexels.com/@donghuangmingde

Ketika TVOD/VOD hadir, ia tak semata-mata menjadi sebuah pengalaman baru dalam menonton TV. Yang terpenting ia menyerahkan kontrol penuh atas konten dari stasiun TV kepada user untuk dipersonalisasi.

Perlahan tapi pasti, OD membunuh TV linear. Laporan dari Nielsen, rata-rata audien TV linear menghabiskan 1 jam 50 menit per hari di depan TV. Sedangkan audien OD menghabiskan 2 jam 45 menit per hari. Stasiun TV ABC, CBS dan NBC berhasil mengeduk 50 juta audien di tahun 1980. Dua dekade kemudian angkanya jatuh ke 22 juta orang yang rata-rata berusia 60 tahun.

Ericsson ConsumerLab TV & Media Report 2015 mendapati konsumen OD menghabiskan waktu 6 jam per minggu menyaksikan konten OD. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan 4 tahun sebelumnya.

Konten tak lagi hanya disaksikan di TV, tapi juga di mobile device. Sehingga audiens tak lagi terikat dengan tempat -- hanya menyaksikan OD di TV rumah misalnya -- karena penyedia OD telah menyediakan platform berbasis cloud.

Seperti Netflix dan Hulu. Generasi yang mengonsumsi konten TV dari mobile device ketimbang layar TV adalah mereka yang berusia 16-24 tahun. Sedangkan generasi berusia 25-34 tahun hanya 50% lebih sedikit yang menyaksikan konten dari layar TV.

Tahun 2001 pernah diadakan survei di AS dengan pertanyaan: pilih mana, lebih baik kehilangan akses TV atau akses internet? Ketika itu 72% responden memilih lebih baik tak punya akses internet.

8 tahun kemudian, angka 72% itu jatuh ke 49%. Karena TV hanya menawarkan konten TV. Sementara internet tak hanya menawarkan konten TV. Ia turut menyediakan kontrol, interaksi, mobilitas, content creation, ilmu pengetahuan, personalisasi -- segala sesuatu yang memberi tenaga kepada pengguna.

Ketika terjadi gelombang migrasi audien besar-besaran dari TV linear ke OD, stasiun TV linear masih berjibaku dengan biaya investasi dan operasional yang sangat tinggi. Mereka perlu banyak uang untuk memproduksi atau membeli program TV demi mengisi jadwal. Membiayai operasional, membeli perangkat siaran sampai membangun base transceiver system (BTS) sampai menyewa satelit untuk menjangkau lebih banyak audiens.

Di sisi seberang, hanya berbekal sebuah kantor yang tak begitu besar dengan biaya operasional bak bumi dan langit bila dibandingkan stasiun TV linear, penyedia OD seperti Netflix terus-menerus 'merampok' pendapatan stasiun TV.

AKHIR KEMESRAAN PENGIKLAN DAN STASIUN TV
"Jangan ke mana-mana, tetaplah bersama kami," ujar semua pembawa acara TV sebelum jeda iklan.

Kalimat yang tepat sebenarnya adalah: "Jangan ke mana-mana, saksikan dulu iklan berikut ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun