Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Content Writer

INFP-T/INFJ Book, nature, classical music, and poem🍁 Me and my writing against the world 🌼

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Salah Satu Syarat Menulis Skripsi Itu Jatuh Cinta atau Patah Hati

15 Juni 2025   17:50 Diperbarui: 16 Juni 2025   16:46 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Tugas & Sumber: Pexel/ energepic.com)

Kalau kamu sedang mengerjakan skripsi, pernahkah mendengar kalimat ini dari dosen, kakak tingkat, atau teman sejurusan, "Biar cepet kelar, kamu harus jatuh cinta atau patah hati dulu." Sekilas terdengar seperti lelucon khas mahasiswa tingkat akhir yang kehilangan arah, tapi coba dipikir-pikir... iya juga, ya?

Ungkapan ini memang tak bisa ditemukan di buku pedoman akademik atau kurikulum kampus manapun, tapi entah kenapa terasa relevan bagi banyak pejuang skripsi. 

Fenomena ini jadi semacam "kearifan lokal" di dunia perkuliahan Indonesia. Bukan karena kita doyan baper, tapi karena memang ada sesuatu dari jatuh cinta maupun patah hati yang anehnya mampu mendongkrak semangat menulis skripsi. Dan tentu saja, ada logika (dan sedikit drama) di baliknya.

Jatuh Cinta: Energi Tak Terbatas untuk Dunia dan Bab 1-5

Jatuh cinta membuat dunia terasa penuh warna. Tiba-tiba matahari lebih cerah, kopi lebih nikmat, bahkan tugas dosen pun tak terasa membebani. Energi positif dari jatuh cinta bisa memengaruhi produktivitas, termasuk dalam menulis skripsi. Ketika hati sedang hangat, banyak orang justru merasa lebih teratur, lebih termotivasi, dan lebih semangat mengejar tujuan, termasuk menyelesaikan lembar demi lembar bab skripsi.

Apalagi kalau gebetannya adalah teman satu kampus yang juga sedang skripsi. Bisa saling menyemangati, saling kirim draft, dan diam-diam lomba siapa yang duluan sidang. Cinta semacam ini menciptakan kompetisi sehat dan rasa ingin membuktikan diri. "Aku harus cepat lulus biar bisa nikah!" begitu kira-kira suara hati banyak pejuang skripsi yang sedang jatuh cinta.

Tentu, tidak semua kisah cinta berjalan seindah narasi drama Korea. Namun setidaknya, cinta memberi harapan. Dan dalam dunia skripsi yang sering penuh kebuntuan, punya harapan adalah hal besar.

Patah Hati: Sumber Motivasi Tak Terduga

Kalau jatuh cinta membawa semangat, patah hati justru melahirkan semacam tekad gelap yang kadang lebih ampuh. Banyak orang justru menyelesaikan skripsi mereka karena patah hati. Bukan untuk menyembuhkan diri secara langsung, tapi karena butuh pelarian. 

Saat hubungan kandas, waktu yang biasa dipakai chatting, video call, atau jalan-jalan kini kosong melompong. Maka daripada meratap sambil memutar lagu galau, sebagian memilih menenggelamkan diri dalam penelitian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun