I Want A Man, Not A Boy. Because I'm A Woman, Not A Girl
Kalimat ini bukan sekadar kutipan viral dari media sosial. "I want a man, not a boy. Because I'm a woman, not a girl" adalah ungkapan yang lahir dari pengalaman, pendewasaan, dan kesadaran diri seorang perempuan akan apa yang layak ia perjuangkan dan pilih dalam hubungan. Kalimat ini tidak ditujukan untuk merendahkan, apalagi mempermalukan siapa pun. Ini adalah refleksi: bahwa menjadi "man" bukan soal usia, melainkan kualitas. Juga menjadi "woman" bukan soal tubuh, tapi tentang kedewasaan batin.
Perbedaan Antara Boy dan Man
Untuk memahami lebih dalam maksud dari kutipan ini, kita perlu membedah apa yang dimaksud dengan boy dan man dalam konteks relasi. Perlu dicatat, ini bukan tentang umur di KTP, tapi tentang pola pikir dan perilaku.
Seorang "boy" menghindari tanggung jawab, seorang "man" menghadapi tanggung jawab.
Seorang "boy" mungkin masih sering bersembunyi di balik alasan-alasan, menyalahkan keadaan atau orang lain ketika hubungan tidak berjalan baik. Ia tidak nyaman dengan komitmen, atau bahkan takut kehilangan kebebasan saat diminta untuk lebih dewasa. Sementara seorang "man", tahu bahwa cinta bukan hanya soal kata-kata manis. Ada tanggung jawab emosional, konsistensi, dan upaya untuk terus tumbuh bersama pasangannya.
Seorang "boy" menginginkan perhatian, seorang "man" memberikan rasa aman.
Seorang "boy" masih ingin dicintai tanpa perlu belajar mencintai balik dengan matang. Ia ingin dimengerti tanpa mencoba mengerti. Sementara seorang "man" hadir sebagai tempat pulang, bukan sebagai beban tambahan. Ia tahu bahwa wanita tidak selalu butuh solusi, tapi butuh didengarkan. Ia tidak takut dengan air mata, dengan kerentanan, dan tidak menjadikan cinta sebagai permainan ego.
-
Seorang "boy" mengejar validasi, seorang "man" menjaga koneksi.
Dalam relasi, "boy" seringkali masih terobsesi dengan pencitraan, ingin terlihat keren, hebat, dan punya banyak pilihan. Sementara "man" lebih fokus pada koneksi yang autentik. Ia tidak bermain-main dengan hati perempuan, karena ia tahu bahwa rasa bukan mainan. Ia jujur dalam niat, dan jelas dalam tindakan.