Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor Degree of Public Education University of Ibn Khaldun Bogor

INFP-T/INFJ Book, nature, classical music, and poem🍁 Me and my writing against the world 🌼

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadi, Apakah akan Ada yang Tetap Bangga Jika Aku Masih Gagal?

4 November 2024   20:30 Diperbarui: 4 November 2024   22:43 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, Apakah Akan Ada yang Tetap Bangga Jika Aku Masih Gagal?

Seseorang pasti pernah tinggal di bawah bayang-bayang kegagalan. baik dalam belajar, berkarier, atau bersosialisasi, saat semuanya nampak tak baik kita bertanya: "apakah masih ada orang yang mau bangga padaku? Menghargaiku?" Terkadang, pertanyaan itu diajukan jika seseorang tidak dapat memenuhi harapan, baik harapan dari orang lain atau dari diri sendiri. Mari kita bahas lebih dalam seputar isu kesuksesan maupun kegagalan serta bagaimana pandangan dari diri kita dapat mempengaruhi respon dalam kegagalan.

Ukuran Kesuksesan

Kesuksesan biasanya menjadi ukuran pencapaian tertentu dalam bilangan, angka, kekayaan, tittle, dan, status sosial. Namun, apa sajakah ukuran sukses yang dimiliki oleh tiap individu? Sering kali, individu atau orang yang berkecimpung di masyarakat akan memiliki pandangan yang sama yaitu dengan pandangan masyarakat sehingga akan merasa gagal apabila dia tidak mencapai pandangan masyarakat tersebut. Tetapi, karena kesuksesan memiliki definisi yang pluralistik.

Kadar kesuksesan dan kepuasan tiap orang berbeda, ada yang mengatakan jika kesuksesannya adalah jika mempunyai keluarga yang bahagia dan lengkap. Namun ada orang lain yang menjelaskan bahwa bagi mereka, sukses berarti memiliki pekerjaan yang sesuai dengan passion. Karena itu, penting untuk membuat sukses untuk diri kita sendiri. Selagi kita pandai dan berhasil mendefinisikan tentang arti sukses, akan lebih banyak waktu untuk menerima kegagalan apabila hal itu terjadi.

Persepsi Kegagalan

Setiap orang berfikir bahwa kegagalan akan menghalangi jalan mereka, bahwa itu adalah sesuatu yang memalukan atau mengecewakan. Masyarakat selalu cenderung mengagungkan kisah-kisah sukses lebih dari pengalaman kegagalan. Namun, jika kita menganalisis lebih lanjut, kegagalan seharusnya dilihat sebagai bentuk pembelajaran. Setiap kesalahan yang  diperbuat adalah sebuah pelajaran.

Ambil sebagai contoh tokoh-tokoh terkenal yang mengalami kegagalan sebelum sukses. Salah satunya adalah Thomas Edison, yang dikenal luas karena memberikan dunia bohlam listrik, telah mengalami sebanyak 10.000 kegagalan dalam berbagai upaya sebelum ia akhirnya menemukan solusi. Jadi, apa yang kita sebut kegagalan sebenarnya adalah titik awal dari suatu usaha. Jika kita melakukan pergeseran dalam konsep kita, kita bisa memahaminya dengan cara bahwa kegagalan adalah pijakan menuju pencapaian tujuan yang lebih besar.

Masyarakat dan Lingkungan

Dalam hidup, bila kita melakukan kegagalan, dukungan dari orang sekitar sangat dibutuhkan. Dukungan ini datang dari orang yang dekat dengan kita, seperti keluarga, sahabat, dan masyarakat, untuk membantu kita mencoba memposisikan diri dari sisi yang berlawanan. Orang yang menyayangi kita tidak akan menganggap kita dalam satu sudut pandang, yaitu dalam keberhasilan atau kegagalan. Sebaliknya, mereka akan merasa gembira untuk melihat cara dan usaha kita.

Dukungan sosial memberikan ruang bagi seseorang untuk tidak merasa sendirian dalam rasa sakit dan kekecewaan. Ketika kita merasa mengalami kegagalan dan merasa bodoh, namun masih ada orang yang tetap bangga pada kita, maka kita kemudian bisa merasakan percaya diri itu kembali. Karena itu, tidak usah ragu mencari dukungan bila dalam keadaan yang buruk. Apa yang kita butuhkan bisa berada disisi orang lain atau bahkan berbicara dengan orang terdekat, dan itu semua sudah cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun