Mohon tunggu...
Hillary Liaw
Hillary Liaw Mohon Tunggu... -

Berambisi untuk memecahkan misteri di atas bumi :D

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"Hiking With No Worry!"

28 Desember 2017   13:08 Diperbarui: 28 Desember 2017   13:24 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.kompasiana.com

Tahun lalu, aku dan teman-teman PALA (Pecinta Alam) hiking ke Gunung Merbabu. Dengan berbekal tenda dan baju yang cukup tebal, kami mendaki gunung yang menjulang tinggi di Jawa Tengah. Karena sudah biasa hiking, aku tidak terlalu menghkhawatirkan hiking yang sudah kulakukan tiap tahun ini.

Langkah demi langkah kami tempuh dengan lancar dan cepat. Melalui jalur yang lebih santai tapi mulus, jalur Suwanting, kami mendaki sambil berbagi pengalaman yang kami hadapi dalam satu tahun ini. Di kiri dan kanan, terdapat pohon pinus yang tinggi dan lebat. Saking tingginya, hingga bagian atas pohon-pohon itu tertutup oleh embun yang tebal. Semakin kami naik, semakin tebal pula embun itu, dan semakin dingin juga suhu udara.

Meskipun begitu, kami sebagai pendaki yang cukup berpengalaman tidak terlalu terganggu oleh suhu dinginnya itu. Saat sedang asyik mengobrol dan mendaki, tiba-tiba aku merasa agak pusing dan sulit bernapas. Perasaannya seperti melayang-melayang, dan daerah di sekitar dada seperti ditekan dari sisi depan dan belakang. Semakin tinggi kami mendaki, semakin berat pula kondisiku.

Kuhentikan langkahku, dan segera mengambil posisi jongkok di tanah. Teman-temanku yang lain, melihat kondisiku, langsung berhenti dan menghampiriku.

"Hill, kowe rakpo?" tanya salah seorang temanku. "Rakpo rakpo..." balas aku, dengan ekspresi yang kuusahakan terlihat santai dan baik-baik saja. Saat itu, perasaan tidak nyaman yang kurasakan kucoba untuk kuabaikan, karena kupikir, sebentar lagi perasaan ini akan segera hilang. Toh, aku juga pernah mengalami ini, dan setelah kubiari sebentar, perasaannya hilang juga.

Tapi kenyataannya, tidak. Semakin tinggi dan semakin jauh kami mendaki, semakin berat kepalaku dan semakin sakit pula dadaku. Walau begitu aku tetap naik, mengikuti leader kami yang berada di depan. Tiba-tiba, leader itu berkata, "Yo wes, istirahat dulu."

"Loh, kok wes istirahat?" tanyaku pada leader itu. Dia menatapku sambil menggeleng-gelengkan kepala, "Lah, kowe wes ngos-ngosan kaya ngene." Lalu, dia diam sebentar dan melanjutkan, "Kowe rak popo?"

Sebenarnya aku mau menjawab Rakpopo lagi. Tapi, kenyataannya kepalaku pusing, dadaku sakit, badanku berat, akhirnya aku menyerah dan menjawab, "Aku rada pusing."

Lalu, teman-temanku mulai mendirikan tenda di lapangan terbuka terdekat. Sesudah itu, saya dan seorang teman yang memiliki pengalaman di bidang kesehatan masuk ke salah sebuah tenda. Setelah aku memberitahu dia semua ketidaknyamanan yang kurasakan selama hiking, dia menganggukan kepala sejenak, lalu menjelaskan situasiku, "Kamu sesak karena tekanan udara di atas makin kecil. Makanya susah bernapas. Habis itu, oksigen yang masuk jadi berkurang, makanya bisa pusing-pusing. Sekarang kamu istirahat dulu." "Makasih ya, Mar."

"Ohya Hill." Temanku lalu merogoh-rogoh backpack-nya. Dari dalam, dia mengeluarkan sebuah botol berwarna hijau. "Mau pakai ini?"

"Opo kuwi?" tanyaku sambil menunjuk benda yang asing bagiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun