Mohon tunggu...
Hillarius SeptianPutra
Hillarius SeptianPutra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kun Fayakun!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sosial Media sebagai Potret Budaya Bangsa atau Sarana Perusak Bangsa?

9 Desember 2021   23:40 Diperbarui: 10 Desember 2021   00:03 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber diambil melalui okezone.com)

Perkembangan teknologi di masa digital berdampak besar pada perkembangan dan penyebaraan internet di masyarakat. Internet kini kian menjamur ke segala penjuru di dunia hingga menjadi fenomena global, hampir semua orang sudah mengenal dan menggunakan internet. Dalam masa modern kini masyarakat dapat dengan muda menggunakan atau memanfaatkan internet hanya dengan gawai yang dimiliki.

Perkembangan teknologi ini tentunya sangat membantu masyarakat dalam melakukan segala sesuatu, salah satunya adalah mencari informasi mengenai berita terkini, karena dalam internet semua berita terkini yang terbaru sekalipun dapat langsung kita lihat dan baca, berbanding jauh dengan koran cetak yang baru memuat suatu peristiwa atau berita di hari berikutnya setelah peristiwa tersebut terjadi. 

Perkembangan teknologi dan internet ini juga memberik dampak kemunculan sosial media, jika dulu hanya ada web yang bersifat satu arah saja dan kaskus yang dibentuk guna menjadi sarana forum masyarakat digital, kini terdapat sosial media sebagai bentuk komunikasi dua arah dalam bentuk virtual.

Media sosial kini sangat lekat dengan masyarakat di dunia, hal ini juga tidak luput dari para remaja Indonesia yang juga mengalami kecanduan terhadap media sosial. Esensi dari media sosial sebenarnya memberikan dampak positif karena memudahkan kita untuk saling berinteraksi walaupun dari jarak yang sangat jauh sekalipun.

Media sosial menjadi bentuk perkembangan new media dalam era globalisasi sekarang, tidak heran lagi jika para remaja Indonesia bisa mengenal Boy Band dari Korea Selatan, hal ini bisa terjadi karena adanya internet dan sosial media di era globalisasi.

Orang-orang yang aktif atau ikut andil dalam interaksi di sosial media ataupun internet disebut netizen atau warganet, baru-baru ini banyak muncul kasus mengenai kelakuan buruk netizen Indonesia yang dianggap sangat tidak sopan hingga hal itu diakui oleh negara lain. Dalam kasus seperti ini media sosial menjadi sarana untuk menghujat ataupun melakukan tindak perundungan terhadap sesama pengguna sosial media.

(sumber diambil melalui idntimes.com)
(sumber diambil melalui idntimes.com)
Netizen Indonesia mendapatkan ganjaran atau hadiah dari survei yang dilakukan oleh Microsoft sebagai netizen yang paling tidak sopan, tentunya hal itu tidak seharusnya terjadi karena warga negara yang baik seharusnya mencerminkan nilai-nilai budaya bangsa mereka. Kini media sosial banyak dipenuhi dengan komen dan cuitan kata-kata yang buruk dari netizen di Indonesia dan itu merupakan hal yang sudah biasa. 

Hal kecil seperti berkata kasar, memberi hujatan ataupun berlaku tidak sopan di sosial media merupakan tindakan yang tidak dibenarkan dan tidak boleh disepelekan karena dapat menganggu korban ataupun sesama pengguna sosial media. 

Contoh kasus yang saya kutip melalui CNN Indonesia, yang menuliskan tanggapan Mentri Pendidikan kita yaitu Bapak Nadiem Makarim yang mengkritik akan terjadinya tindak perundungan yang dilakukan para remaja atau pelajar Indonesia yang melibatkan sekitar 2.473 orang pelajar. Hal ini sangat disayangkan karena seharusnya kita para remaja yang menjadi ujung tombak bangsa seharusnya memberikan citra baik kepada masyarakat dunia dengan mencerminkan sopan santun atau budaya dari Indonesia.

Melalui komunikasi dalam bentuk virtual menggunakan sarana sosial media ini kita bisa mempelajari dan memahami orang lain sebagai lawan interaksi kita. Tentu saja kita semasa kecil telah diajarkan mengenai hal yang baik dan buruk serta sopan santun dalam berinteraksi dengan semua orang oleh orangtua kita. 

Keluarga menjadi sarana pertama dalam memberikan pelajaran mengenai budaya, orangtua kita menurunkan kebudayaan mereka secara langsung kepada kita sebagai anak mereka, dengan harapan kita juga melakukan hal yang sama sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dalam keluarga kita. 

Komunikasi juga bisa mencerminkan identitas kita seperti misalnya di sosial media kita berkomentar menggunakan bahasa Indonesia maka orang lain akan langsung bisa menebak jika kita menggunakan Bahasa maka kita berasal dari Indonesia, oleh karena itu netizen Indonesia harus kembali melihat identitas mereka terutama kita para remaja. 

Kita bisa memanfaatkan sosial media sebagai hal positif yaitu dengan menunjukan eksistensi atau identitas kita di mata dunia dengan cara mengunggah karya foto atau video mengenai keindahan alam ataupun keragaman suku,budaya, dan bahasa yang ada di Indonesia, dengan hal ini citra baik kita sebagai netizen di sosial media akan terlihat oleh kacamata dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun