Mohon tunggu...
Hilda SoviNurhasanah
Hilda SoviNurhasanah Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora IAIN Jember

Pelajar Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keharmonisasian dalam Kehidupan di Desa

20 Maret 2020   10:34 Diperbarui: 20 Maret 2020   11:04 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama merupakan suatu pedoman dalam kehidupan didunia ini, dalam menjalani kehidupan tentunya seseorang akan menemukan kondisi sosial yang bermacam-macam seperti salah satunya yang akan dibahas yakni kondisi sosial keagamaan. Sebelumny, kondisi sosial agama merupakan suatu keadaan keagamaan masyarakat yang tinggal didaerah tertentu. 

Pada umumnya antar daerah memiliki perbedaan kondisi keagamaan. Kadang-kadang didaerah tertentu masih bisa dijumpai kondisi keagamaannya yang berantakan. hal ini biasanya terjadi akibat adanya perpecahan dalam masyarakat dimana masyarakatnya tidak bisa bersatu padu. Kemudian didaerah lain juga masih banyak ditemui kondisi sosial keagamaan yang baik-baik saja , dalam artian kehidupan masyaraktnya menjadi rukun,damai dan tentram. Hal inilah yang mengakibatkan daerah tersebut menjadi daerah yang menjunjung tinggi nilai keharmonisasian dalam kehidupan beragama.

Contoh dari keadaan sosial agama yang terjalin harmonis salah satunya berada didaerah pedesaan, lebih tepatnya di desa Grenden kecamatan Puger kabupaten Jember. Jika ditinjau secara langsung maka dapat dipastikan bahwa sebagian besar msyarakat Grenden ini memeluk agama Islam, hal itu bisa dibuktikan dengan sebagian besar masyarakat yang masih menjunjung tingi dan menerapkan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupannya. Masyarakat disana juga masih menjaga tradisi agama Islam seperti daerah-daerah lainnya.

Banyak tradisi agama yang masih dijaga oleh masyarakat Grenden salah satunya seperti maulidan, dimana masyarat sekitar biasanya berkumpul di musholah untuk melaksanakan do'a bersama memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Setelah itu para pemuda desa disini saling bahu-membahu untuk mengadakan sebuah acara perlombaan , yang pesertanya bisa dimulai dari anak-anak kecil sampai kalangan remaja bahkan juga ada sebagian kalangan orang tua usia lanjut. 

Perlombaan dalam acara tersebut pada umumnya seperti kaligrafi,cerdas cermat islami,qira'ah,adzan dan beberapa loma-lomba yang menciptakan keseruan. Perlombaan yang menjadi puncak yakni lomba sepeda hias yang diikuti oleh seluruh kalangan masyarakat Grenden dilanjutkan dengan pembacaan kupon dengan hadiah menarik tentunya. Perlu diketahui bahwa biaya dari seluruh kegiatan tersebut  merupakan hasil sumbangan dari seluruh masyarakat Grenden sendiri. Sehingga hal ini merupakan salah satu penyebab kondisi sosial agama didesa Grenden terjalin dengan harmonis.


Mengenai kondisi soasial masyarakat didesa Grenden, banyak yang tetap menjunjung tinggi nilai agama Islam ditengah perkembangan modernisasi yang ada. Didesa ini jarang dijumpai orang-orang yang berpakaian kurang sopan atau dalam artian melanggar syari'at Islam. Sopan santun yang terjalin antar masyaratnya juga sangat baik,yang muda menghormati yang tua dan sebaliknya yang tua mengahrgai yang muda. Antar tetangga juga terjalin hubungan yang rukun karena mereka saling membantu dan saling menghormati, sehingga jarang sekali atau bahkan tidak pernah ditemukan kekacauan, apalagi kekacauan yang menyangkut-pautkan persoalan agama Islam.


Masyarakat desa Grenden memiliki kegiatan rutitan dimana setiap 3 bulan sekali mereka pergi melaksanakan ziarah makam para Wali Allah. Beberapa tujuannya yakni untuk mengingatkan akan kematian,untuk mengenalkan kepada para pemuda desa Grenden akan adanya suatu sejarah bahwa dulu banyak Wali Allah yang berjasa menyebarkan agama Islam di Nusantara,dan yang lebih utama yakni untuk meningkatkan rasa solidaritas antar masyarakat ketika sedang berziarah. Rute ziarah ini biasanya tergantung dari panitia desa , beberapa makam para Wali Allah yang sudah dikunjungi yakni :

1.Makam Habib Sholeh, Tanggul
2.Makam Kh.Abdul Hamid, Pasuruan
3.Makam Syekh Kholil, Bangkalan
4.Makam para Wali Songo
5.Dan beberapa makam habib yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

Sebenarnya bukan hanya makam para Wali Allah saja yang dikunjungi oleh masyarakat desa Grenden tetapi juga ada tempat-tempat bersejarah lainnya seperti di akhir tahun 2019 kemarin, masyarakta desa Grenden mengunjungi 2 situs bersejarah yakni candi Borobudur dan candi Prambanan. Jadi kegiatan ini merupakan kegiatan yang bernilai positif karena dengan adanya kegiatan tersebut maka masyarakat desa Grenden bisa mengetahui sejarah yang pernah ada dan mereka juga mendapatkan edukasi yang bermanfaat untuk kalangan muda maupun kalangan tua. Sejatinya ilmu itu bisa didapatkan oleh semua kalangan dan bisa didapatkan dimana saja.

Pada intinya banyak sekali kegiatan desa Grenden yang tujuannya untuk mempererat hubungan sosial masyarakat dalam lingkup keagamaan, Berikut ini merupakan rentetan kegiatan yang rutin dilaksanakan :
1.Tahlilan (Mendo'akan orang yang sudah meninggal)
2.Maulidan (Memperingati wafatnya Nabi Muhammad SAW)
3.Muharram (Tahun baru Islam, biasanya diadakan pawai obor mengelilingi desa Grenden)
4.Ziarah makam para wali Allah
5.Festival shalawat banjari
6.Do'an dan makan bersama memperigati selamatan desa dan beberapa kegiaran lain-lain.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Grenden menerapkan pola hidup yang sesuai dengan ajara agama Islam, sehingga terciptalah kehidupan yang harmonis dan saling menhormati satu sama lain. Hal-hal diatas dapat menjadikan contoh kepada daerah lain yang masih timbul kekacauan akibat kondisi sosial keagamaan yang tidak dijunjung tinggi atau bahkan mulai dilupakan. Seorang tokoh terkemuka bernama Ahmad Dahlan mengatakan bahwa,  "kasih sayang dan toleransi adalah kartu identitas orang Islam". Jadi sebagai orang Islam tentu harus menerapkan keduanya agar tercipta sebuah kerukunan yang menimbulkan keharmonisan didalam kehidupan bermasyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun