Mohon tunggu...
Hilda Fahira
Hilda Fahira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Calistung Pada Anak Usia Dini

6 Desember 2021   10:00 Diperbarui: 6 Desember 2021   10:16 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Calistung atau biasa yang disebut baca, tulis, berhitung merupakan sesuatu yang berhubungan dengan membaca, menulis dan menghitung. Kegiatan ini harus dilakukan dengan cara yang tepat kepada anak. Anak dengan usia sudah menginjak 7 tahun, maka kegiatan pembelajaran calistung harus diajarkan dengan benar. Tetapi ketika anak dengan umur kurang dari 7 tahun tidak dianjurkan kepada pengajar atau orang tua untuk mengajarkan calistung kepada anak. Dalam artian ini bukan berarti melarang keras, tetapi bisa menggunakannya metode yang efektif untuk mengajarkan calistung, dengan artian memperkenalkan calistung boleh, tetapi tidak dengan unsur paksaan bahwa anak dengan usia kurang dari tujuh tahun harus sudah mahir dalam membaca, menulis maupun menghitung. Pembelajaran calistung ini menuai pro dan kontra karena banyak orang tua yang menginginkan anak nya dapat menguasai calistung, karena orang tua biasanya merasa bila anak tidak bisa maka akan disbanding-bandingkan dengan anak yang memiliki umur yang sama tetapi sudah mahir calistung. Selain itu adanya tuntutan tes calistung pada saat mendaftar pada sekolah dasar, yang biasanya sekolah favorit. Tetapi biasanya ujian calistung yang diselenggarakan sekolah tidak semua bertujuan menyaring calon murid. Tetapi sebagai untuk menilai kemampuan anak agar sekolah dapat mengatur kelas sehingga dapat pengajaran yang sesuai.
Tetapi ketika akan mengajarkan calistung banyak metode atau cara yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran pada anak dengan umur usia dini, misalnya seperti pembelajaran dengan konsep pendidikan Waldorf. Yaitu dengan konsep pembelajaran membiasakan ritme, melatih imitasi dan memelihara imajinasi. Contohnya yaitu membiasakan ritme dan rutinitas pada anak karena dalam sistem Waldorf berpandangan bahwa anak punya Energi yg harus disalurkan maka, tugas pendidik adalah menyalurkan energi tersebut sesuai ruang, waktu, dan ritme tertentu karena setiap aktivitas ada awal dan akhirnya. Selanjutnya yaitu melatih imitasi pada anak sebagai mahluk sosial,  karena kemampuan mengimitasi merupakan kemampuan yang bisa dipakai sampai dewasa, kemampuan ini perlu di kembangkan pada anak. Karena anak dengan usia dini berlajarnya dari contoh dan praktek, bukan ucapan dan abstraksi. Dan yang terakhir yaitu dengan memelihara imajinasi karena anak pada umur usia dini memiliki imajinasi yang  sangat tinggi. Misalnya dengan memberikan benda sehari-hari untuk dipakai bermain, guna melatih imajinasi anak.

Selain itu ada berbagai metode lain bila ingin mengajarkan proses calistung misalnya dengan mengandalkan gerakan tangan dan kaki anak, yaitu dengan pengenalan calistung menggunakan jari tangan. Karena dengan mengandalkan kekuatan tangan dan kaki bertujuan untuk kebutuhan bagi anak usia dibawah tujuh tahun agar cerdas untuk melangkah ke arah selanjutnya dalam penerapan calistung. Selanjutnya yaitu dengan pembelajaran menggunakan alat dengan benar yaitu dengan memperkenalkan alat menulis dengan tujuan anak terbiasa dengan alat menulis. Selanjutnya yaitu mengajarkan anak dalam memanipulasi objek misalnya dengan memberikan contoh cara memegang pensil, buku maupun alat lain sebagainya. Hal ini dianggap sangat efektif dalam pendukung utama tumbuh kembang anak. Langkah selanjutnya yaitu menggunakan setiap jari anak untuk menunjuk atau memilih suatu objek. Dan yang terakhir yaitu langkah menuju pembelajaran calistung yaitu dengan mengetahui kekuatan mata dan tangan anak, seperti dengan memperagakan sesuatu pada masing-masing anak.

Ada penelitian yang mengatakan bahwa anak yang bisa calistung pra sekolah, dengan anak yang bisa calistung di tahun pertama sekolah dasar memiliki kemampuan setara begitu tahun ketiga dan keempat. Jadi tidak perlu menggebu-gebu yang penting anak sehat dan senang. Tetapi ketika anaknya tertarik untuk belajar calistung pada saat usia dini, kita tidak boleh melarangnya karena anak memiliki tingkat penasaran yang tinggi. Maka dari itu harus mempertahankan rasa penasaran dan kegembiraan mereka dengan cara yang belajar yang menyenangkan, agar rasa semangat belajar akan berlanjut sampai dewasa dan agar niat belajarnya untuk bisa makin mandiri serta bisa memberikan manfaat bagi orang lain bukan hanya untuk nilai di kertas saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun