Mohon tunggu...
Hilda Ayu Putri Nadifa
Hilda Ayu Putri Nadifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, aku seorang mahasiswi yang gabut. Suka menulis, kalau menyukaimu tentu tidak mungkin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Level Tertinggi Cinta adalah Mengikhlaskan

13 Februari 2023   10:36 Diperbarui: 13 Februari 2023   10:41 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di pagi yang sangat cerah ini, keluarga kecil pak Tono sedang berjuang di rumah sakit. 

Sudah 3 bulan yang lalu, istrinya si Lica sakit dan dirawat di rumah sakit umum daerah. 

Lica didiagnosis dokter terkena tumor, letak tumornya antara paru-paru dan pembuluh darah. Sehingga, apabila dilakukan operasi tentu akan berbahaya. 

Alhasil Lica dan Tono memutuskan untuk kemoterapi. Semua rangkaian dalam menghadapi kemo sudah dijalankan, dikarenakan menjelang idul fitri pihak rumah sakit menyuruh mereka untuk merayakan hari raya dan selepas itu bisa menjalankan kemo. 

Si Lica senang, karena ada obat untuk penyakitnya itu. Membuatnya bersemangat dan nggak overthinking.

Akan tetapi, tiba-tiba Lica mengalami pusing yang belum pernah ia rasakan. Pusing dan demam, membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit. 

Namun, anehnya Lica seperti hilang ingatan dan sulit banget untuk duduk serta tubuhnya lemas, wajahnya terlihat sangat pucat. 

Mona, si anak sulung Lica terlihat sangat sedih dan khawatir akan kondisi ibunya. Apalagi sang adik, si Soli yang masih kecil sehingga belum mengerti apa-apa. 

Dokter menyarankan Lica untuk melewati rangkaian dari awal, untuk mendeteksi kembali penyakitnya apa. Ternyata, si Lica harus menjalani operasi kepala, dikarenakan ada bakteri di kepalanya.

Keluarga harap-harap cemas dan pasrah dengan takdir tuhan. Sehabis operasi, Luca masuk di ruang ICCU. 

Hanya doa, tangisan yang selalu ada pada keluarga ini setiap harinya. Harapan untuk Lica sembuh dan bisa senyum adalah harapan semua keluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun