Mohon tunggu...
Andre Halim
Andre Halim Mohon Tunggu... Lainnya - Kalamku bagimu

Tetaplah berguna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Teknologi Informasi, Kawan atau Lawan

13 Desember 2021   14:48 Diperbarui: 13 Desember 2021   14:57 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Teknologi Informasi, Kawan atau Lawan

Bulan Februari tahun lalu, sewaktu mengantri untuk vaksinasi covid-19, saya menyaksikan bagaimana seorang oma tidak dapat dilayani karena tidak memiliki hape. 

Saya merasa bersalah juga karena karena tidak bisa membantu oma tersebut. Meskipun sebetulnya saat itu untuk vaksinasi diri sendiri saja pun masih rada bingung. Apalagi waktu itu saya juga sedang dalam antrian yang sudah susah-susah untuk mendapatkannya.

Yah tetapi tetap saja ada penyesalan kenapa tidak bisa membantu.  Belakangan sewaktu teringat lagi akan peristiwa tersebut, saya terpikir bahwa kalaupun  saya tidak bisa membantu oma tersebut, mestinya paling tidak saya bisa berbicara dengannya sekadar untuk menyemangatinya.

Buat sebagian besar dari kita, kemajuan teknologi IT pasti dirasakan sebagai kawan yang sangat membantu dalam kehidupan kita sehari-hari. Terlebih lagi dalam masa pandemi ini kita mengalami bagaimana hidup kita semakin dimudahkan dengan adanya gawai yang berupa telepon genggam. Kita semakin tergantung pada telepon genggam, misalnya saja dalam membeli barang yang kita perlukan, memesan makanan, mentransfer dana, membuat janji dokter di RS dll.

Buat sebagian anggota masyarakat lainnya, khususnya yang anaknya masih bersekolah, perasaannya mungkin bercampur baur. Di satu pihak pasti ada rasa syukur bahwa anak nya masih bisa bersekolah, meskipun secara online. Tetapi di lain pihak banyak juga orangtua yang merasa kerepotan dalam mendampingi anaknya yang bersekolah secara online. Buat yang terakhir ini pasti dirasakan  telepon genggam menjadi "musuh yang diperlukan". 

Suka tidak suka suka, dapat dipastikan bahwa kita semakin hari kita akan semakin tergantung dalam penggunaan teknologi IT dalam hidup sehari-hari. Misalnya saja dalam metode pembayaran akan semakin banyak penjual/penyedia jasa yang tidak menerima pembayaran dalam bentuk tunai.

 Saya sendiri pernah mengalami kejadian dimana perusahaan jasa kiriman barang ke luar negeri hanya menerima pembayaran non tunai. Untung saja saya saat itu saya sudah punya aplikasi pembayaran non tunai sehingga urusan tidak terganggu.

Jadi mau tidak mau kita harus meyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi ini. Atau kalau tidak kenyamanan hidup kita ke depan nya pasti akan terganggu. Buat teman-teman yang sudah senior seperti saya, sebaiknya harus bersedia untuk mengikuti kemajuan teknologi ini. Meskipun awalnya terasa susah, tetapi pelan-pelan pasti akan semakin terbiasa dan mampu untuk mandiri dalam menggunakan gawai dimana diperlukan.

Begitu juga harapan saya bahwa dalam masa transisi ini, semua penjual maupun penyedia jasa baik pemerintah maupun swasta harus memikirkan orang-orang seperti si Oma tersebut dalam awal tulisan ini, yang masih belum siap dengan penggunaan teknologi. Jangan sampai ada lagi Oma-Opa yang tidak terlayani karena tidak memiliki gawai. Semoga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun