Mohon tunggu...
Hilal Hamdi Hasani
Hilal Hamdi Hasani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Universitas Pendidikan Indonesia tahun angkatan 2018

Semangat dalam menjalani hidup

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerjangan Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 2 di SDN 142 Dwikora Bandung

17 Januari 2022   17:07 Diperbarui: 17 Januari 2022   17:37 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia dihebohkan dengan munculnya salah satu penyakit yang berasal dari virus corona yang membawa kita pada masa krusial ini. Covid-19, membuat banyak sekali hambatan dalam berbagai aspek, seperti ekonomi, kesehatan mental, pendidikan, dan lain-lain. 

Hal ini mengharuskan para mentri untuk membuat keputusan-keputusan yang harus dilakukan demi menanggulangi masalah ini. Dalam bidang pendidikan, salah satu cara pemerintah dalam menanggulangi bencana ini, yaitu dengan melakukan penutupan sekolah hampir di setiap daerah. 

Hingga 1 April 2020, UNESCO melaporkan setidaknya 1,5 miliar anak usia sekolah terdampak Covid-19 di 188 negara, dengan 60 juta anak termasuk negara kita (Suharwoto, 2020). Hal ini dilakukan demi mencegah proses penyebaran virus covid-19 ini.         

Semua proses belajar mengajar dilakukan dengan metode dalam jaringan (daring) dimana proses pembelajaran sangat bergantung pada teknologi. 

Hal ini tentu menjadi sebuah halangan dan juga hal yang menantang bagi seluruh tenaga kependidikan. Tidak hanya para guru, tetapi seluruh partisipan dari proses belajar mengajar (murid & wali murid) dituntut untuk mempunyai kemampuan beradaptasi dengan keadaan. Karena hampir seluruh aspek pendidikan dilakukan dengan cara daring, timbul satu pertanyaan besar. 

Bagaimana mengenai sekolah/murid yang belum memiliki fasilitas memadai untuk melakukan pembelajaran secara daring? Khuhsusnya dalam daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal), proses pembelajaran dilakukan dengan cara yang mungkin bisa dikatakan belum efektif. 

Studi yang dilakukan oleh (Fauzi, Salim, & Syafrudin, 2021) mengungkapkan bahwa 73,9% guru SD tidak puas dan menganggap pembelajaran online kurang efektif karena ketersediaan fasilitas, penggunaan jaringan dan internet, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran serta kerjasama dengan orang tua. 

Berdasarkan studi tersebut, pembelajaran yang dilakukan memang terbilang belum efektif. Maka dari itu, cara lain pemerintah dalam memberikan pendidikan yang memadai, adalah dengan cara menerjunkan mahasiswa untuk membantu para guru dalam membimbing para murid, khususnya pada daerah 3T.

Dokpri
Dokpri

Program Kampus Mengajar merupakan salah satu bentuk usaha dalam membuat para murid di Indonesia dapat menjalani kehidupan sekolah yang memadai, terutama dalam kondisi pandemik. Kampus mengajar bertujuan untuk:

1. Memberikan mahasiwa kesempatan untuk turut berpartisipasi aktif di luar perkuliahan demi belajar dan mengembangkan potensi diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun