Mohon tunggu...
hikmah
hikmah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - الف ليلة وليلة

Setiap kali air mata terjatuh, aku memilih memungutinya dengan haru, untuk kudaur ulang menjadi serangkaian aksara yang mampu kau baca. Dan apabila kau merasakan getir saat membaca tulisanku, bisa jadi, tulisan itu lahir dari air mata paling pilu yang pernah kujatuhkan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Penanti Kemustahilan

24 Agustus 2022   15:01 Diperbarui: 24 Agustus 2022   15:09 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengapa punya hati sekeras ini?

Mengapa punya angan setinggi ini?

Mengapa punya rasa sedalam ini?

Mengapa punya mimpi sekonyol ini?

Mengadakan yang tiada, meniadakan yang ada.

Memikirkan yang datang lalu hilang,

menyingkirkan yang jelas-jelas menghampiri!

Entah apa yang sebenarnya dinanti? Mengapa begitu sulit menjatuhkan hati pada dia yang benar-benar mengagumi! 

Mengacuhkan yang selalu ada, menghindari yang ingin datang, mengabaikan yang selalu memandang kearahku. 

Tetapi di sisi lain mengharap yang tak ada, menunggu yang tak akan datang, mengkhawatirkan yang berpaling ke arah lain.

Tidakkah lelah selalu berseberangan dengan semesta, semesta telah mengirimi berbagai kemungkinan, namun aku tetap menanti kemustahilan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun