Mohon tunggu...
hikmah
hikmah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - الف ليلة وليلة

Setiap kali air mata terjatuh, aku memilih memungutinya dengan haru, untuk kudaur ulang menjadi serangkaian aksara yang mampu kau baca. Dan apabila kau merasakan getir saat membaca tulisanku, bisa jadi, tulisan itu lahir dari air mata paling pilu yang pernah kujatuhkan!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kita Ini Sebenarnya Korban atau Pelaku?

29 Maret 2021   20:29 Diperbarui: 29 Maret 2021   20:30 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kita ini lucu, seringkali menyalahkan orang lain atas kesalahan yang kita perbuat sendiri!

Kita ini aneh, kerapkali melempar tuduhan kepada orang lain atas kekeliruan yang kita lakukan sendiri!

Kita ini menggemaskan, katanya MENCINTAI, giliran tidak DICINTAI malah mengamuk, menuduh, mengutuk, membenci! 

Lah, kok?! Lucuu! Kita ini sedang melakukan transaksi jual beli cinta atau bagaimana?! 

Bagaimana mungkin ketika orang yang kita cintai memilih untuk tidak mencintai kita balik, kita malah menjadi naik pitam dan menuduh yang bukan-bukan?!

Jadilah judulnya "Cinta jadi benci" Atau lebih tepatnya "Transaksi jual beli perhatian berkedok MENCINTAI", wkwkwk! Ada-ada saja kelakuan para omnivora ini yaa, hahaha.

Mencintai ya mencintai saja, masalah dibalas dengan perasaan yang sama atau tidak, itu urusan belakangan!

Niatmu mencintai kan? Bukan jualan cinta? Apalagi jualan perhatian agar mendapat imbalan berupa rasa simpati dan kasih sayang? 

Segala sesuatu yang berasal tulus dari hati, pasti akan sampai kepada si penerima, jika memang si pemberi tulus memberi tanpa mengharap apapun. Semua itu murni karna cinta, lagi lagi bukan jual beli yang penuh dengan perhitungan untung rugi.

Dibalas atau tidak, biarkan takdir yang mengambil alih tugasnya, kamu jangan turut lebur di dalamnya. Tugasmu hanya menyampaikan yang perlu disampaikan! Setelah itu, biarkan! Jika dia kembali dia milikmu, jika tidak maka biarkan dia, lepaskan!

Itu namanya mencintai, melihat yang dicintai bahagia sudah cukup membuat kita lega. Meski toh, bukan kamu penyebab dari merekahnya senyum di bibirnya. Bukan kamu alasan mengapa jantungnya berdegup kencang tak beraturan setiap hari. Dan bukan kamu, jawaban dari setiap tadahan doa yang ia panjatkan setiap malamnya. Itu sudah cukup!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun