Mohon tunggu...
Hikma HanifFitria
Hikma HanifFitria Mohon Tunggu... Lainnya - Hikma Hanif Fitria
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hikma Hanif Fitria

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Si Kecil Kembar Saling Tukar Emosi, Bagaimana Mama Bersikap?

25 September 2020   13:27 Diperbarui: 25 September 2020   14:09 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Setiap anak itu bintang dengan caranya sendiri. Tergantung kita orang tuanya bagaimana menemukan bintang itu sendiri, karena tak jarang orang tua itu sendiri memadamkan sinar bintang dalam diri anak sebelumnya bintang itu benar-benar bersinar” 

Rasa emosi yang terjadi pada anak merupakan hal yang wajar bukan? Aplagi saat bertambahnya usia si kecil, semakin banyak rasa akan emosi yang mereka hadapi. Seperti marah, sedih, senang, takut, dan sebagainya. Emosi berasal dari ketidak nyamanan si kecil terhadap lingkungan, dari sesuatu yang mereka tidak sukai, dan juga bisa dari diri mereka sendiri.

Para mama mungkin tidak menyadari emosi pada saat kelahiran si kecil meskipun sebenarnya mereka memberikan sesuatu rasa emosi dengan tangisan dan bahkan sekedar senyuman. 

Pada saat bayi kembar emosi yang mendalam atau tidak nyaman terhadap sesuatu mereka akan menangis dengan irama yang membuat mama bingung dan pusing bagaimana cara agar mereka tenang dan tidak menangis lagi. 

Nah para mama dan papa harus bisa melakukan cara agar si bayi kembar tidak rewel, dengan mama memberikan asi dan papa menimang-nimang bayi dengan sedikit nyanyian agar anak merasa tenang.

Lalu ketika si kecil kembar berumur 3-5 tahun? Nah disinilah awal mula mereka akan saling bertukar emosi, bertengkar, dan bahkan ada yang sampai berkelahi. Mereka akan marah dan menangis tanpa henti, cemberut atau berdiam diri tidak ingin diajak bicara, dan yang lebih membuat khawatir ketika mereka meluapkan amarah dengan berteriak sekeras-kerasnya dan merusak atau membanting benda di sekitarnya.

Gejala anak yang mudah marah disebut dengan tantrum dan tak jarang tantrum yang dialami anak membuat mama kelimpungan dan kesal mencari cara mengendalikan emosi si kecil. Untuk para mama sebaiknya mengajarkan anak bagaimana cara mengendalikan emosi. Hal ini haruslah diajarkan dan diterapkan si kecil agar si kecil memiliki self-control dan self-awareness. Karena bisa menstabilkan financial dari si kecil.

Oleh karena itu, sangat penting ya para mama untuk mengajarkan si kecil cara mengendalikan emosi sejak dini untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan psikologis anak dengan baik.

Di fase ini para orang tua akan diuji seberapa besar kah kesabaran dari para orang tua saat anak mengalami gejala tantrum. Di saat orang tua menemani, mendidik, dan mengawasi si anak. Orang tua mempunyai peran penting untuk mengubah emosi si kecil menjadi tawa, bahagia dan senang.

Bagaimana sih cara mengendalikan emosi dari si kecil

Ketahui dan kenali penyebab kemarahanya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun