Mohon tunggu...
Hikmah Agustina
Hikmah Agustina Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup itu karena masa depan tidak selalu terduga, maka persiapkanlah.

Setiap orang adalah guru, Setiap tempat adalah kelas, Setiap kejadian adalah ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Angin Rindu

15 Desember 2022   18:32 Diperbarui: 29 Agustus 2023   14:47 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang dapat mengekspresikan perasaan dan pikiran penulisnya. Puisi juga dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan atau makna tertentu kepada pembacanya. Salah satu puisi yang memiliki pesan dan makna yang mendalam adalah puisi berjudul “Angin Rindu”.

Puisi ini menceritakan tentang rasa rindu seorang anak kepada ibunya yang telah meninggal setelah ia lahir. Anak ini hanya mengenal ibunya melalui suara dan parasnya yang tersimpan dalam ingatannya. Anak ini merasa bahwa ibunya adalah orang yang sangat istimewa dan dicintai oleh Tuhan, sehingga Tuhan lebih memilih untuk membawanya pergi bersama-Nya. Anak ini juga berharap bahwa ibunya juga mengenalnya, meskipun mereka tidak pernah bertemu.

Puisi ini memiliki tema tentang rindu, cinta, dan pengorbanan. Puisi ini mengajarkan kita untuk menghargai dan mencintai orang-orang yang ada di sekitar kita, terutama orang tua kita. Puisi ini juga mengingatkan kita bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya, tetapi awal dari pertemuan baru di alam yang lain.

"Dalam kelam aku berdiam diri Menanti sukma yang telah tiada 

Suaramu yang syahdu mengiris hatiku Parasmu yang cantik mempesona Saat itu, 

Sang pencipta lebih mengasihimu, kau pun pergi bersama-Nya 

Lalu, apakah kau sempat melihatku terlahir dari rahim-Mu? 

Meskipun kita tak pernah bertemu, percayalah… Aku mengenalmu, kau pun akan mengenaliku 

Angin rindu ini menusuk tulangku seperti belati yang tajam 

Dalam diam kubelai mataku yang terpejam dibuai mimpi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun