Mohon tunggu...
HIJRASIL
HIJRASIL Mohon Tunggu... Administrasi - pemula

menjadi manusia seutuhnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cerita dari Pedalaman Pulau Seribu Air

29 November 2017   19:36 Diperbarui: 29 November 2017   19:36 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin setiap orang punya punya pengalamannya masing-masing dalam pekerjaannya, apalagi bagi mereka yang saat mendapatkan pekerjaan pertamanya. Begitupun dengan saya, setelah menamatkan pendidikan di bangku kuliah pada tahun 2013. pengalaman pertama bekerja saat  mengikuti seleksi perekrutan pemuda sarjana penggerak pembangunan di perdesaan yang di selenggarakan Kementrian Pemuda dan Olahraga bekerja sama dengan dinas pemuda dan olahraga provinsi Maluku utara pada tahun 2014. 

Setelah mengikuti seleksi, saya kemudian dinyatakan lulus dan di tempatkan propinsi Kalimantan barat tepatnya desa Sungai Garam kecamatan singkawang utara kota singkawang dengan system durasi kontrak kerja selama dua tahun. Pekerjaan pertama ini adalah pekerjaan yang memberikan pengalaman baru di dunia kerja sekaligus pengalaman merantau jauh di negeri orang serta jauh dari keluarga.

Bekerja sebagai tenaga penggerak pembangunan di perdesaan, bagi saya adalah sebuah pekerjaan social yang muliah, bila dapat dikatakan saya adalah seorang kuli social yang ikut terlibat dalam proses pembangunan di desa tanpa menuntut sepersenpun uang dari masyarakat. Bekerja untuk kepentingan masyarakat memberikan pembelajaran tersendiri sekaligus pengetahuan baru tentang dinamika kehidupan masyarakat desa. Dalam pekerjaan ini saya bisa melihat problem social yang di alami petani, peternak, buruh bangunan dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan serta ketimpangan pendidikan, akses kesehatan yang masih jauh dari masyarakat.

Dalam arena kehidupan masyarakat desa kita dituntut selalu peka terhadap setiap peristiwa yang terjadi dan komunikatif dengan masyarakat. Selain itu modal social merupakan hal terpenting yang harus dimiliki seorang kuli social. Dengan modal social kita bias hidup di dalam kehidupan masyarakat desa. Sebuah adigium lama '' tinggallah bersama mereka dan mulailah dari apa yang mereka ketahui'' merupakan sebuah wejangan yang selalu saya dan teman-teman kuli social lainnya pegang.

Setiap interaksi social selalu dipertemukan dengan orang-orang memiliki problem dengan kehidupannya masing-masing. Dan itu yang saya temukan pada diri seorang ibu rumah tangga yang merupakan ibu angkat saya. Seorang Perempuan dengan gelar ibu rumah tangga yang melekat pada dirinya, mungkin itu adalah bagian dari pandangan umum orang lain terhadap setiap perempuan yang kedudukannya sebagai ibu rumah tangga. Tetapi bagi saya beliau adalah seorang ibu rumah tangga dan sekaligus sebagai wanita karir. Bekerja sebagai ibu rumah tangga bagi pandangan mainstream adalah jauh dari golongan wanita karir, wanita karir bagi pandangan mainstrim yaitu perempuan-perempuan yang bekerja di kantoran, pengusaha serta pekerjaan yang tergolong kelas menengah ke atas yang memiliki penghsilan besar. Dan bagi Negara predikat sebagai ibu rumah tangga bukan pekerjaan yang menghasilkan serta tidak termasuk dalam perhitungan pendapatan perkapita sebagai sebuah ukuran pendapatan masyarakat yang disimbolisasi dalam Produk Domestik Bruto.

Namanya adalah mak long sebuah sebutan bagi seorang anak ke dua dalam keluarga. Istilah tersebut adalah sebuah istilah panggilan nama pada kehidupan masyarakat melayu. Mak long selain bekerja sebagai ibu rumah tangga di dalam rumah, di luar rumah dia bekerja sebagai petani gurem yang bekerja di atas lahan orang. Mak long sebagai petani padi memperoleh pengasilannya dari bagi hasil dengan pemilik lahan. Penghasilan dari bagi hasil meskipun tidak seberapa besar yang didapat, kontribusi mak long sebagai seorang perempuan juga ikut membantu perekonomian keluarga. Apalagi pekerjaan sang suami sebagai seorang buruh bangunan yang kadang penghasilannya selalu ada bila ada proyek.

Pengalaman bekerja sebagai seorang kuli social merupakan pekerjaan pertama yang berkesan sekaligus memberikan pelajaran akan kehidupan nyata yang tidak dapat di bangku kuliah, pengalaman ini mempertemukan saya dengan orang-orang hebat. Dan mungkin pengalaman ini tidak dimiliki oleh kebanyakan orang.     

                                                                                                                                                                                                                          Yogyakarta, 29 November 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun