Mohon tunggu...
Higo Indonesia
Higo Indonesia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mulailah Bercerita, Maka Kamu Akan Terkenal

17 Juli 2018   16:22 Diperbarui: 17 Juli 2018   16:21 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak suka cerita? Hampir dari kita selalu mudah tergugah dengan berbagai cerita yang kita dengar. Cerita mampu mengubah pandangan hingga membangkitkan gairah. Cerita benar-benar mampu memabukkan hingga menjadi teknik hypnotis yang terselubung. 

Namun, bagaimana bisa? Tentu jawabannya sangat bisa, saat bercerita atau melakukanstorytelling, kita mampu menyerap pesan dalam keadaan sadar dan tidak pada posisi krisis, sehingga pesan yang masuk mampu diserap dengan baik tanpa ada unsur paksaan. Dalam dunia pemasaran, proses bercerita menjadi hal yang sangat menggairahkan untuk dilakukan. 

Belajarlah dari Amazon Go, lihat betapa mampunya dia membuat cerita yang sangat menyenangkan dengan konsep belanja tanpa antre, hanya perlu datang, ambil dan pergi. Sangat mempesona.... 

Atau kita bisa menengok iklan LG InstaView Door-in-Door yang mengemas cerita bahwa hidup seperti mengetuk pintu untuk membuka kenangan. Jadi mulailah berani untuk bercerita. Lantas dari mana kita bisa membuat storytelling yang menyenangkan? Mulailah dengan ide-ide berikut ini....

1. Carilah sisi lain dari keunggulanmu

Tak harus selalu membahas keunggulanmu produkmu dengan banyaknya inovasi terbaru, tapi cobalah untuk sedikit mengulik sisi lain dari keunggulan produk yang kamu tawarkan. Sisi lain yang ternyata sangat bermanfaat jika pelangganmu tahu akan hal itu, sisi lain yang sangat dekat dengan kehidupan pelangganmu, sisi lain yang mampu menjadi solusi bagi pelangganmu. 

2. Buat ciri khas

Ceritamu akan terkesan lebih hidup saat memiliki ciri khas. Bukan berarti cerita yang mudah ditebak alurnya, tapi sesuatu sebagai penanda bagi produk yang kamu tawarkan. Misalnya iklan Sprite, meski sederhana tapi selalu renyah untuk didengar.

3. Gunakan bahasa merakyat tapi tepat sasaran

Gaya bahasa menjadi sangat menentukan dalam membuat cerita. Ringan dan mudah dipahami menjadi hal mendasar yang harus diperhatikan. Tak perlu menggunakan bahasa yang sulit, cukup dengan bahasa yang mudah dilafalkan dan familiar saat diucapkan, istilah kerennya "simple tapi ngena".

Punya pengalaman seputar storytelling? Ditunggu share ceritamu di sini.... 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun