Mohon tunggu...
Hidayatullah
Hidayatullah Mohon Tunggu... Pengacara - Hidayatullahreform

Praktisi Hukum/Alumni Fakultas Hukum UHO

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Alumni: Bicaralah tentang Kampus Kita

6 Mei 2021   20:41 Diperbarui: 6 Mei 2021   20:52 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Perlu Membangun Kemitraan Strategis UHO-Pemprov. Sultra"
Oleh; Hidayatullah, S.H

Beberapa waktu lalu penulis terlibat dalam diskusi khusus dengan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sutra) Alimazi. Dalam diskusi nonformal dengan suasana santai ini penulis patut menuangkan beberapa hal penting bagi peran strategis Universitas Halu Oleo (UHO) sebagai satu-satunya Perguruan Tinggi Negeri di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menjadi sandaran obyektifitas masyarakat. Awal diskusi sebenarnya terkait dinamika terkini di kampus kebanggaan kita ini, tetapi hanya sepintas karena tentu tidak menarik dan justru kami hanya mengelus dada dengan harapan kedepan konsentrasi UHO lebih positif dan berkeadaban dalam hal memecahkan masalah-masalah krusial di masyarakat dan bagaimana meretas jalan demi kebijakan dan program yang penuh makna dan tepat sasaran untuk kemajuan Sultra.

Hal-hal yang penting dan strategis dari diskusi itu yang penulis tuangkan dalam point-point gagasan kritis, sebagai berikut :

Pertama, dalam diskusi itu, penulis mencermati dan menangkap ide dan keinginan Gubernur Sultra bahwa memang selama ini, di tataran Pemerintah Provinsi (Pemprov) dengan UHO sinergisitas dan kemitraan justru lebih banyak tampak secara horizontal antara sesama pemangku kepentingan yang bersifat politis. Kerja sama yang dibangun antara sesama dengan Pemprov, dengan berbagai wujud dan kepentingan dan kadang hanya karena bersifat personal kedekatan.

Kedua, Penulis berpikir perlu ada gagasan dialog terbuka bahwa Alumni UHO harus "Bicara" untuk mengurai UHO yang masih  saling menciderai dan masih bersifat "ekslusivisme di menara gadingnya". Padahal ada mandat yang luas baik bagi UHO maupun Pemprov untuk mengelola segenap potensi dan arah pembangunan daerah. 

Belum ada studi yang khusus melihat sejauh mana Pemrov Sultra memanfaatkan Perguruan Tinggi Negeri seperti UHO sebagai mitra strategis, begitu pula sebaliknya. Namun, sejauh penulis amati, kontribusi Perguruan Tinggi seperti UHO untuk ikut serta terlibat secara aktif dalam membantu Pemprov Sultra dalam agenda pembangunan didaerah memang masih minim.

Ketiga, Pemprov Sultra juga belum memiliki akses yang memadai untuk bisa menjalin kerja sama dengan UHO, begitu pun sebaliknya. Padahal sesungguhnya ada jaringan antara personel to person (antar perorangan). Jaringan-jaringan antar pribadi ini harusnya bisa merupakan cikal bakal jaringan antar institusi. Jaringan antar institusi merupakan awal mula kerjasama dan sinergisitas antara pemangku kepentingan.

Keempat, dipihak lain kalangan Perguruan Tinggi di UHO sepertinya juga terlalu asyik dan khusyuk 'bertapa' di menara gadingnya, sehingga lupa dengan salah satu dari tiga kewajiban yang tercantum dalam Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian masyarakat. Kerap disinyalir, para peneliti dan atau profesor menganggap dirinya adalah kelompok ekslusif yang punya garis 'demarkasi' dengan masyarakat awam. 

Padahal, di setiap Perguruan Tinggi Negeri sudah ada Wakil Rektor yang membidangi urusan kerja sama. Tentu agak miris dari realitas hari ini adalah para doktor dan profesor kita pun jarang yang punya animo atau keterampilan menulis di media massa. Alhasil, produk penelitian ilmu sosial hanya dibaca di kalangan terbatas di jurnal-jurnal, hasil penelitian ilmu eksak terbiar berdebu di laboratorium maupun perpustakaan kampus.

Kelima, penulis inginkan harus ada dialog alumni UHO bicaralah tengah kampus kita, dan penulis yakin Gubernur Alimazi pasti dapat merespons dengan baik dan sebagai pemimpin daerah pasti ada ide, gagasan bagaimana memulai kemitraan strategis antar UHO dan Pemprov. Sultra. Misal contoh kecil bagaimana Pemprov Sultra menggandeng UHO tentang rencana sosilaisasi masif tentang wabah Covid-19 sampai ke pelosok desa terpencil. 

Meski ini bukan hal baru, tetapi mengantisipasi gelombang kedua dari wabah Covid-19. Kemudian kerjasama soal bagaimana pertambangan di Sultra baik dari aspek lapangan kerja, kelestarian lingkungan maupun problematik lain atas dampak pertambangan , bagaimana kawasan-kawasan khusus seperti kawasan khusus wisata nasional Wakatobi kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun