Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Arah dan Tantangan Masa Depan Pendidikan Indonesia

29 November 2022   11:49 Diperbarui: 29 November 2022   11:50 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi

Oleh : Tatang Hidayat*)

Indonesia ditetapkan sebagai presidensi G20 pada Riyadh Summit 2020, dan memegang presidensi G20 sejak serah terima dari Italia pada 31 Oktober 2021 di kota Roma, Italia. Secara resmi Presidensi G20 Indonesia dimulai tanggal 1 Desember 2021 sampai dengan serah terima presidensi berikutnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada akhir tahun 2022.

Posisi Indonesia sebagai presidensi G20 untuk pertama kalinya dalam forum yang melibatkan kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju tentu memiliki tantangan dan peluang tersendiri.

Forum internasional G20 menjadi bagian penting dunia karena merepresentasikan lebih dari 2/3 penduduk dunia, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia.

            Indonesiabaik.id & Kominfo (2022) mencatat sejak dibentuk pada 1999 atas inisiasi negara-negara anggota G7 (Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Jepang). G20 merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis yang berdampak global.

Forum G20 membahas dua arus isu yakni Finance Track dan Sherpa Track. Finance Track adalah jalur pembahasan dalam frum G20 yang berfokus pada fokus isu keuangan, antara lain : Kebijakan Fiscal, Moneter dan Riil, Investasi Infrastruktur, Regulasi Keuangan, Inklusi Keuangan, Perpajakan Internasional. Pertemuan-pertemuan pada Finance Track dihadiri oleh Menteri Keuangan hingga Gubernur Bank Sentral dari masing-masing negara anggota.

Adapun Sherpa Track adalah jalur pembahasan dalam forum G20 di bidang-bidang yang lebih luas di luar isu keuangan, antara lain: Anti Korupsi, Ekonomi Digital, Lapangan Kerja, Pertanian, Pendidikan, Urusan Luar Negeri, Budaya, Kesehatan, Pembangunan, Lingkungan, Pariwisata, Energi Berkelanjutan, Perdagangan, Investasi, dan Industri, Pemberdayaan Perempuan.

Dari sekian banyak isu baik domestik maupun global yang diangkat dalam G20, isu pendidikan menjadi salah satu isu strategis yang menarik untuk disoroti. Dalam G20 kali ini, sebagaimana yang dicatat Wisnubroto dalam indonesia.go.id (24/1/2022) Indonesia berkomitmen mengangkat isu pendidikan untuk semua. Indonesia mengangkat empat isu utama untuk dibahas bersama oleh Negara anggota G20. Yakni, kualitas pendidikan untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan dan masa depan dunia kerja.

Isu pertama terkait kualitas pendidikan untuk semua memang masih menjadi PR bagi pendidikan Indonesia. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas masih berada di kota -- kota besar Indonesia, untuk mengakses pendidikan berkualitas pun memerlukan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, pendidikan berkualitas pun mesti diakses oleh semua golongan termasuk disabilitas.

Penyelenggaraan pendidikan berkualitas adalah tugas Negara. Oleh karena itu, bagaimana caranya Negara memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan bisa diakses dengan mudah oleh semua rakyatnya. Pendidikan berkualitas akan melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas juga, dan tentunya SDM yang dimiliki suatu bangsa akan mempengaruhi juga kemajuan suatu bangsa tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun