Mohon tunggu...
Tatang  Hidayat
Tatang Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - Pegiat Student Rihlah Indonesia

Tatang Hidayat, bergiat di Student Rihlah Indonesia. Ia mulai menulis sejak SD, ketika masa SMK ia diamanahi menjadi pimpinan redaksi buletin yang ada di sekolahnya. Sejak masuk kuliah, ia mulai serius mendalami dunia tulis menulis. Beberapa tulisannya di muat diberbagai jurnal terakreditasi dan terindeks internasional, buku, media cetak maupun online. Ia telah menerbitkan buku solo, buku antologi dan bertindak sebagai editor buku dan Handling Editor Islamic Research: The International Journal of Islamic Civilization Studies. Selain menulis, ia aktif melakukan jelajah heritage ke daerah-daerah di Indonesia, saat ini ia telah mengunjungi sekurang-kurangnya 120 kab/kota di Indonesia. Di sisi lain, ia pun telah melakukan jelajah heritage ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Penulis bisa di hubungi melalui E-mail tatangmushabhidayat31@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Catatan dari "2nd International Conference on Islamic Studies" (IAIN Madura)

17 November 2018   13:45 Diperbarui: 17 November 2018   14:21 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catatan dari 2nd International Conference on Islamic Studies (IAIN Madura)

Oleh : Tatang Hidayat

Menjadi presenter dalam seminar International tidak pernah terpikirkan dalam benak saya sebelumnya, karena dengan mendengar namanya saja dapat dipastikan, agenda tersebut menjadikan bahasa international sebagai bahasa pengantar yang terkadang ditakuti oleh beberapa kalangan. Namun bagi saya hal tersebut bukan menjadi hal yang yang harus ditakuti, justru harus menjadi motivasi untuk serius mempelajari bahasa international diantaranya bahasa arab dan bahasa Inggris.

Setelah sekian lama belajar melakukan penelitian, akhirnya saya mencoba memberanikan diri untuk mempresentasikan hasil penelitian tersebut dalam seminar international. Hal tersebut saya lakukan sebagai bagian dari proses pembelajaran, disamping kampus saya sendiri (Universitas Pendidikan Indonesia) menjadikan syarat untuk mengikuti sidang tesis bagi mahasiswa pascasarjana, minimal pernah satu kali menjadi presenter dalam seminar international.

Setelah mengirimkan abstrak dalam 2nd International Conference on Islamic Studies yang diselenggarakan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, abstrak saya dinyatakan lolos dan diundang untuk mempresentasikan hasil penelitian tersebut.

Apa yang saya presentasikan ini merupakan sesuatu yang sangat istimewa bagi saya pribadi, mengapa dikatakan demikian, karena penelitian ini membahas sosok ulama legendaris dari Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya yang mana penelitian ini dilakukan mulai tahun 2014. Penelitian ini berjudul Nilai-Nilai Pendidikan dari Pemikiran K.H. Choer Affandi dan Relevansinya dalam Pendidikan Modern (Studi Tokoh Ulama Legendaris Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya)

Penelitian ini dibimbing oleh orang yang pernah bertemu langsung dengan K.H. Choer Affandi ketika beliau melakukan penelitian tahun 1994, yakni gurunda Prof. Dr. Syahidin, M.Pd. Oleh karena itu, saya memberanikan diri untuk mempresentasikannya.

Sebelumnya jika boleh jujur, saya belum berani mempresentasikan penelitian berkaitan dengan tokoh ulama, terutama tokoh ulama yang sudah wafat, saya mengkhawatirkan berkaitan dengan adab dan tanggung jawab ilmiah, apalagi ketika akan mengkonfirmasi penemuan yang saya dapatkan kepada tokoh tersebut. Namun karena saya dibimbing oleh orang yang pernah bertemu langsung dengan K.H. Choer Affandi, maka saya memberanikan diri untuk melakukannya.

Penelitian ini dilakukan di 6 pondok pesantren dengan melakukan wawancara kepada para kiai dan dewan asatidz yang pernah menjadi murid K.H. Choer Affandi, diantaranya di Pondok Pesantren Miftahul Huda Pusat Manonjaya, Pondok Pesantren Miftahul Huda Nurul Qomar Tasikmalaya, Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoir Bandung, Pondok Pesantren Miftahul Jannah Bandung, Pondok Pesantren Safinatul Huda Tasikmalaya, dan Pondok Pesantren Manarul Huda Bandung.

Sebelum keberangkatan ke Madura, saya melakukan member check terakhir hasil penelitian saya tersebut kepada gurunda K.H. Athon Sulthoniyah sebagai pimpinan Pondok Pesantren Manarul Huda Bandung. Kemudian papernya saya kirim juga kepada K.H. Asep Maoshul Affandi selaku Pimpinan Umum Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya untuk di cek terlebih dahulu.

Sebelum melakukan safar, biasanya saya selalu minta izin dan do'a restu kepada orang tua, dan juga guru-guru, terutama gurunda Drs. K.H. Ahmad Rifa'i, beliau adalah Dewan Nadzir Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoir Bandung yang selalu mendukung kegiatan saya dalam setiap forum yang saya ikuti, baik dalam forum tingkat kampus, kab/kota, provinsi, nasional hingga international. Selain memberikan dukungan dari segi moril, beliau tidak pernah hentinya memberikan dukungan juga dari segi materil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun