Sehingga ketika masyarakat luar Langkat datang atau memasuki kawasan Kabupaten Langkat merasakan suasana ke-malayu-annya. Sama hal ketika kita memasuki wilayah Provinsi Bali misalnya, begitu kita menginjakkan kaki di seluruh kawasan ini sangat menampakkan suasana ke-Bali-annya.Â
Identitas dan nilai-nilai budaya lokal disana sangat dijunjung tinggi walaupun budaya luar/asing masuk namun Bali masih menunjukkan jati dirinya sebagai daerah yang tidak tercerabut dari akar budaya dan tradisi khasnya.Â
Sebagai seseorang  yang dilahirkan dan dibesarkan di Langkat, saya meliliki harapan bahwa modernisasi yang terus melaju tanpa mampu kita hentikan karena hal tersebut adalah konsekuwensi logis dari perkembangan teknologi, modernisai tentunya  tidak perlu kita ditakuti ataupun dihindari namun harus dikelola  secara arif dan bijak sehingga kemajuan jaman yang kita raih seiring dan sejalan dengan identitas diri dan nilai-nilai kebudayaan yang menjadi identitas daerah. Â
Dan yang harus kita pahami bersama ialah melestarikan dan mengembangkan budaya daerah bukanlah berarti kita harus kembali menjadi manusia masa lalu.Â
Jauh dari itu kedepannya sangat diharapkan Kabupaten Langkat terus bertumbuh, berkembang dan memiliki roh, tanpa melupakan akar budaya yang terkandung dalam falsafahnya sebagai dasar pijakan layak dimasukkan dalam variabel pembangunan di segala bidang -- sehingga Langkat berkembang dinamis tidak kehilangan jati dirinya.Â
Ini semua sangat bergantung pada para pemimpin dan pengambil kebijakan yang akan ikut mewarnai masa depan Langkat dan kawasan sekitarnya, sehingga Falsafah Tak Akan Hilang Melayu Dibumi menjadi kekuatan yang nyata. (Hidayat Syahputra)