Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Pakar Kebijakan Publik

Achmad Nur Hidayat (Born in Jakarta) previously earned Master Public Policy on Economic Policies from Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) and from Tsinghua University, Beijing China in 2009. He had an executive education from Harvard Kennedy School of Government, Boston-USA in 2012. He is currently assisting and providing recommendation for both the Supervisory Board of Central Bank of Indonesia and Government of Indonesia in the effort to increase sustainable economic growth, maintain the financial system stability and reinvent human resources capacities in line with technological disruption. He was Chairman of Student Boards (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Berselisih Soal Prediksi Harga Mi Instan, Mentan dan Mendag Perang Opini, Dapur Kebijakan Pemerintah Kacau

11 Agustus 2022   13:54 Diperbarui: 11 Agustus 2022   14:06 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi Mi Instan (didoi) Google.com dikutip dari kompas.com

Berselisih Soal Prediksi Harga Mie, Mentan dan Mendag Perang Opini, Buat Dapur Kebijakan Pemerintah Tidak Kredibel

Oleh: Achmad Nur Hidayat (Pakar Kebijakan Publik)

Satu pemerintahan berbeda prediksi terkait harga mi instan. Ini menunjukan tidak konvergen dan komprehensifnya data yang dimiliki pemerintah selama ini. Perlu evaluasi bagaimana dapur kebijakan pemerintah dilakukan selama ini.

Senin 8/8 lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan harga mi instan akan naik 3 kali lipat karena dampak perang Rusia-Ukraina yang mengakibatkan naiknya harga gandum.

Menurut Mentan Limpo, terdapat kurang lebih 180 juta ton gandum di Ukraina tidak bisa keluar dari negara tersebut. Sementara Indonesia menjadi salah satu negara yang bergantung pada impor gandum.

Mentan pun menyarankan agar publik lebih waspada jangan makan mi banyak dari gandum, besok harganya 3 kali lipat.

Mentan mengakui pendapatnya adalah ekstrem. "maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini," ujar Mentan dalam webinar Strategi Penerapan GAP Tanaman Pangan Memacu Produksi Guna Antisipasi Krisis Pangan Global.

Mentan bicara ektrem tersebut mungkin niatnya adalah untuk mengingatkan publik agar lebih mempersiapkan diri gelombang kenaikan harga-harga pokok yang akan terjadi bulan-bulan mendatang.

Kami menuliskan prediksi bahwa akan muncul gelombang kenaikan harga bahan pokok di Indonesia yang mulai terjadi ekstrem pada September 2022 sampai triwulan II 2023. Peringatan Mentan tersebut sejalan dengan prediksi kami tersebut.

Sebenarnya bukan hanya Mentan yang memberikan peringatan, Presiden Jokowi dan Menteri Keuangan pun beberapa kali memberikan optimisme negatif terkait ekonomi ke depan.

Presiden Jokowi menceritakan saat bertemu dengan para pemimpin dunia, seperti Sekjen PBB Antonio Guterres, para kepala lembaga internasional IMF, dan negara G7 bahwa tahun 2022 ini kita akan sangat sulit, terus kemudian tahun depan 2023 seperti apa? Tahun depan akan gelap. Ini bukan Indonesia, ini dunia, hati-hati, bukan saja Indonesia, namun dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun