Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Pakar Kebijakan Publik

Achmad Nur Hidayat (Born in Jakarta) previously earned Master Public Policy on Economic Policies from Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) and from Tsinghua University, Beijing China in 2009. He had an executive education from Harvard Kennedy School of Government, Boston-USA in 2012. He is currently assisting and providing recommendation for both the Supervisory Board of Central Bank of Indonesia and Government of Indonesia in the effort to increase sustainable economic growth, maintain the financial system stability and reinvent human resources capacities in line with technological disruption. He was Chairman of Student Boards (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kemerdekaan, Pandemi dan Great Reset Kehidupan

26 Agustus 2021   10:57 Diperbarui: 26 Agustus 2021   11:35 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Great reset, sumber: metro.org.au

World Economic Forum memprediksi bahwa pandemi COVID19 akan menyebabkan disrupsi besar-besaran terhadap kehidupan manusia dan ekonomi. 

WEF memulai kampanye perlunya kerjasama lintas kelompok untuk mengatasi hal tersebut melalui the Great Reset Initiative.


Belajar dari Pandemi COVID19, dunia menyaksikan terjadi perubahan secara mendasar bagaimana pengambilan keputusan secara tradisional tidak lagi berlaku.

Selama ini, pendekatan ekonomi dan keuangan menjadi sesuatu yang dominan dalam kebijakan publik bahkan saat pandemi COVID19 berlangsung banyak berbagai negara yang memprioritaskan ekonomi diatas penanganan kesehatan, bahkan banyak yang menuhankan aspek ekonomi akibatnya ekonomi gagal dan kesehatan gagal.

Negara yang sekarang terbebas COVID seperti Selandia Baru, Australia, Taiwan dan China menerapkan lockdown ketat dan mengenyampingkan ekonomi di awal pandemi akhirnya mereka menunjukan pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

COVID19 telah menunjukan negara dengan tata kelola yang buruk dan mengabaikan keseimbangan pembangunan antara kesehatan dan ekonomi menjadi negara yang terburuk dalam penanganan COVID19.

Harus diakui pembangunan Indonesia dalam penanganan COVID-19 menunjukan ketidakkonsistenan, ketidakcukupan dan kontradiksi dari berbagai sisi baik -- dari sisi kesehatan, keuangan hingga energi dan pendidikan.

Harus diakui, Para pemimpin di dunia menemukan diri mereka di persimpangan jalan bersejarah, menjadi bingung mengelola tekanan jangka pendek terhadap ketidakpastian jangka menengah dan panjang. Mungkin itu yang dirasakan juga oleh Bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, dalam memaknai kemerdekaan 17 Agustus 2021, penting sekali untuk menyadari bahwa kebijakan yang timpang selama ini seperti eksploitasi sumber daya alam besar-besar, abai terhadap penyediaan fasilitas kesehatan publik, lemahnya kampanye hidup sehat dan tidak peduli pada aspek lingkungan, tidak menghormati kepada martabat kemanusiaan, condong kepada ukuran ekonomi dan keuangan semata.

Semua itu telah melahirkan ketidakseimbangan yang akhirnya menyebabkan COVID19 agresif menyerang manusia karena imunitas dan kekebalan kesehatan manusia terganggu.

Permasalahan COVID19 tersebut tidak dapat diselesaikan sendirian oleh Pemerintah. Pemerintah perlu pelibatan aktif dari aktor non pemerintahan, seperti ilmuan, akademisi, masyarakat sipil, LSM, berbagai komunitas dan relawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun