Mohon tunggu...
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat Mohon Tunggu... Konsultan - Pakar Kebijakan Publik

Achmad Nur Hidayat (Born in Jakarta) previously earned Master Public Policy on Economic Policies from Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore (NUS) and from Tsinghua University, Beijing China in 2009. He had an executive education from Harvard Kennedy School of Government, Boston-USA in 2012. He is currently assisting and providing recommendation for both the Supervisory Board of Central Bank of Indonesia and Government of Indonesia in the effort to increase sustainable economic growth, maintain the financial system stability and reinvent human resources capacities in line with technological disruption. He was Chairman of Student Boards (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia) University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inspirasi Produksi Rumahan Bir Pletok di Tengah Pandemi Covid-19

26 Agustus 2020   02:37 Diperbarui: 26 Agustus 2020   02:54 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Publik sedang dihebohkan dengan Soju Halal. Pasalnya Soju tulen asal korea itu adalah minuman keras yang mengandung 17-20 persen alkohol. Kebanyakan orang menyatakan soju adalah minuman Bir.

Jika kita mau mencari bir dengan status halal datanglah ke kampung betawi. Pasti tidak sulit menemukan bir halal. Orang betawi punya minuman khas yaitu Bir Pletok yang halal karena sama sekali tidak mengandung alkohol.

Bir Pletok adalah minuman kearifan lokal ranah betawi yang tidak memabukan justru menyegarkan dan menghangatkan. Bir Pletok diminum bisa dalam kondisi hangat ataupun dingin tetap nikmat. Minuman Bir Pletok tersebut dibuat dari campuran beberapa rempah, yaitu jahe, daun pandan wangi, dan serai. Agar warnanya lebih menarik, orang Betawi biasanya menggunakan tambahan kayu secang, yang akan memberikan warna merah bila diseduh dengan air panas

BIR PLETOK KREASI HAJJAH TITIN
Adalah Hajjah Titin, warga Jakarta Utara yang empat tahun terakhir ini membuat bir pletok dengan merek TBA (Titian Barokah Alfiat). Beliau memproduksi bir pletok dari rumahnya sebagai industri rumah tangga UMKM yang sudah mendapatkan berbagai izin produksi baik dari dinkes, MUI dan lingkungan. Resepnya dipelajari dari ilmu bergaul dengan para tetua betawi di Tangjung Priok dengan ada sentuhan dari kreativitas mandiri.

HAJJAH TITIN DOMISILI SUKAPURA JAKARTA UTARA | dokpri
HAJJAH TITIN DOMISILI SUKAPURA JAKARTA UTARA | dokpri
Hajjah Titin mendapatkan pesan dari tetua betawi agar Bir Pletok tidak musnah dari pasaran karena yang produksi Bir Pletok makin sedikit. Pengusaha Bir Pletok juga mengeluhkan sering rugi karena mereka selalu diproduksi dalam bentuk botol cairan yang masa kadarluarsanya singkat. Sering tidak laku atau sulit mencari pembelinya, katanya.

MEREK TBA KARYA HAJJAH TITIN | dokpri
MEREK TBA KARYA HAJJAH TITIN | dokpri

Oleh karena itu Ibu Hajjah Titin memodifikasi yang tadinya Bir Pletok dijual dalam bentuk cairan kini dijual dalam bentuk serbuk dimana pelanggannya tinggal mencampurkannya dengan air secara instan. Langkah ibu Hajjah Titin ini membuat produknya lebih tahan lama dan dikemas yang tidak kalah dengan produk modern di pasar swalayan.

ALASAN HAJJAH TITIN MEMPRODUKSI BIR PLETOK
Meskipun Ibu Hajjah Titin, bukan yang pertama memodifikasinya, namun Ibu Hajjah Titin adalah orang yang konsisten memproduksi dan terus bertahan sampai saat ini. 

Ibu Hajjah Titin mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Bir Pletok sebagai minuman khas kebanggaannya Indonesia khususnya orang betawi dan mengandung sejarah kolonial di tanah jakarta. Dirinya bangga memproduksi bir pletok karena bukan sekedar memproduksi minuman namun menyambung sejarah bangsa Indonesia. keren kan!

Kreasi Hajjah Titin Bir Pletok Berbentuk Serbuk Instan; Tidak Lagi Bentuk Cair Botol | dokpri
Kreasi Hajjah Titin Bir Pletok Berbentuk Serbuk Instan; Tidak Lagi Bentuk Cair Botol | dokpri
DUA VERSI SEJARAH BIR PLETOK MENURUT HAJJAH TITIN
Soal sejarah, ada yang unik tentang Bir Pletok dari cerita Ibu Hajjah Titin. Ibu Hajjah Titin mengatakan bahwa ada dua versi sejarah kenapa minuman berbasis jahe tersebut dikatakan Bir.

Versi pertama adalah Pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia, banyak masyarakat Betawi yang tergoda untuk mencoba meminum bir seperti dilakukan oleh bangsa barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun