Mohon tunggu...
Hidayat Harsudi
Hidayat Harsudi Mohon Tunggu... Akuntan - The Accountant

Tinggal di Kota Makassar - Auditor, Pemain Musik, dan Penikmat Film

Selanjutnya

Tutup

Money

Catatan Kredit yang Buruk

19 November 2016   14:14 Diperbarui: 19 November 2016   14:30 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: abovethelaw.com

Kebutuhan manusia yang tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan manusia yang terbatas merupakan masalah pokok ekonomi yang diajarkan oleh guru-guru kita di sekolah menengah atas. Beragamnya jenis kebutuhan manusia mengharuskan seseorang untuk memilih kebutuhan yang ingin dipenuhi terlebih dulu. Namun, alat pemuas kebutuhan manusia yang biasa berupa uang sangat sulit memerolehnya. Pelbagai cara dilakukan seseorang untuk mendapatkan uang.

Ada yang bekerja dengan menggunakan otak, ada yang hanya menggunakan otot, dan adapula yang menggunakan jalan pintas. Namun, ketika kebutuhan sudah sangat mendesak, seseorang akan berpikir untuk menggunakan jalan pintas mengigat resiko dari jalan pintas ini sangat tinggi.Untuk memeuhi kebutuhan yang sangat mendesak ini maka mengutang adalah solusi dari masalah ini.

Beberapa hari yang lalu, seorang teman datang ke saya dengan wajah yang sangat frustasi seakan masa depannya sudah hancur. Namanya adalah Atang. Atang merupakan anak rantauan seperti saya dan teman-teman saya pada umumnya. Kami saling mengenal kenal ketika penerimaan mahasiswa baru di Universitas Negeri Makassar. Dalam hati saya bertanya, apakah dia telah di drop out dari kampus atau kena skorsing karena ia seringkali melakukan aksi penolakan kebijakan dan selalu mengkritisi birokrasi kampus. Langkah demi langkah Atang mendekat. Dengan nada yang rendah sambil berbisik ia mengatakan "Ada isinya kartu ATM mu?". dalam hati saya bilang ini anak mau pinjam uang lagi. 

Saya kemudian berpikir dan memeriksa apakah catatan kredit teman saya ini cukup baik untuk diberikan pinjaman. karena dalam proses pemberian pinjaman saya tidak melakukan pembukuan seperti yang lazim dilakukan bank maupun rentenir, maka saya hanya mengandalkan ingatan. Meskipun kadang jumlah pinjaman yang dikeluarkan tidak terlalu diingat, akan tetapi pinjaman yang belum dikembalikan akan selalu teringat karena otak manusia lebih mudah mengingat apa yang belum dibanding apa yang sudah. 

Catatan kredit Atang saya periksa dengan teliti. Ingatan ketika meminjamkan uang beberapa minggu, bulan, bahkan beberapa tahun lalu coba saya ingat. Kekonstitenan pengembalian pinjaman yang tepat waktu, jumlah pengembalian, dan jumlah angsuran adalah kriteria utama saya dalam memberikan pinjaman. tingginya resiko kredit macet seringkali membuat saya urungkan niat untuk memberikan pinjaman. Setelah saya periksa, ternyata kriteria kekonstitenan pengembalian pinjaman yang tepat waktu pernah ia langgar. 

Hari itu, ia datang ke saya untuk meminta pinjaman karena uang bulanannya belum ditransfer oleh orang tuanya. Setelah memeriksa catatan kreditnya, saya putuskan ia lolos dan saya langsung memberikan pinjaman. Saya kemudian dijanji pengembalian akan dilakukan  tiga hari kedepan tanpa adanya jaminan. Namun, setelah seminggu uang saya belum dikembalikan, "catatan kredit buruk" saya langsung cap kan kepada debitor ini.

Enggan rasanya mengatakan tidak ada isi dari ATM saya karena berbohong merupakan pantangan saya. Karena telah lama menunggu jawaban dari saya, teman saya pun berkata "bukan saya yang ingin meminjam uang, tapi Aver" alasannnya Aver ini mengalami musibah. ATM nya patah dan ia pun pusing mau dapat uang dari mana sedangkan ia tidak memiliki uang tunai. Aver kemudian mendatangi Atang karena Atang terkenal memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi. Karena Atang sudah meminjam uang kepada saya tanpa ada bunga, maka Atang pun mengusulkan untuk meminjam di saya.

Namun, Aver adalah anak yang lumayan pemalu. Aver lantas meminta tolong kepada Atang untuk meminjamkan ia uang di saya. Tapi karena catatan kredit Atang yang buruk dan takut tidak diberikan pinjaman, Atang pun langsung mengakui bahwa bukan dia yang mau meminjam uang tapi Aver. Kerena mendapatkan calon debitur yang baru, maka sesuai standar yang saya tetapkan dalam penyaluran kredit saya langsung memeriksa catatan kredit Aver ini kepada teman bank berjalan yang lain. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun