Mohon tunggu...
Hidayat Harsudi
Hidayat Harsudi Mohon Tunggu... Akuntan - The Accountant

Tinggal di Kota Makassar - Auditor, Pemain Musik, dan Penikmat Film

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

"Dildo", Si Penantang Cebong dan Kampret

3 Januari 2019   23:28 Diperbarui: 3 Januari 2019   23:34 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Facebook Nurhadi Aldo

Bulan September 2018, Komisi Pemilihan Umum menetapkan capres-cawapres peserta pemilu. Penetapan tersebut memutuskan harapan banyak orang  yang selama ini bercita-cita menjadi presiden sejak sekolah dasar. 

Lagi dan lagi kita disuguhkan pertarungan antara Jokowi Vs Prabowo. Sampai pertengahan desember, perbincangan politik tanah air kian suram dan sangat membosankan. Sampai suatu hari muncul pasangan capres dan cawapres baru dari dunia maya.

Diusung oleh Partai untuk Kebutuhan Iman, Nurhadi bersama Aldo dengan yakin dan pesimis akan memenangkan pilpres. Dildo (sebutan untuk paslon ini) bahkan berani berjanji akan sekedar mengingatkan kepada seuruh muslimah untuk menaati aturan agama dan berkomitmen penuh untuk memberantas sekulerisme, ateisme, pkisme, htisme, jametisme, dan liberalisme.

Di lama facebooknya, pasangan capres dan cawapres ini mengungkapkan alasannya mengkampanyekan program-program yang mendobrak nalar dan melapaui batas akal pikiran. 

"Kami tidak mencari simpati dari kelompok mana pun. Kami terlahir  dari suara-suara yang terbungkam, kami murni menyuarakan rakyat, kami bukan penjilat, idealisme kami kuat, kami tidak bisa dibeli" tulis beliau di laman facebooknya.

Tak hanya menawarkan program-program yang melawan nalar, Dildo bahkan berani mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah mulai  dari pembangunan infrastruktur sampai reklamasi tak luput  dari kritikannya. Namun, kritikan Dildo yang menurut saya paling berani adalah kritik  beliau  terhadap  Karl Marx. Nurhadi  menulis begini 

"Jika Karl Marx memimpikan tatanan masyarakat tanpa kelas, lalu dimana kita akan belajar". Barangkali  kritik beliau terhadap marxisme ini lebih pedas daripada kritikan ekonom-ekonom Austrian.

Tidak hanya berani mengkritik pemerintah dan Karl Marx, Ia bahkan terlampau berani dengan mengkritik pemuda milenial. Bagi dia, elektabilitas tidak penting selama Ia terus memperjuangkan rakyat kecil, kaum proletar, dan kaum termarginalkan. 

Di laman facebooknya, beliau mengkritik remaja yang menganggap link pornografi itu merupakan pemersatu bangsa. Bagi pasangan Dildo, mereka adalah remaja yang tidak menghargai jasa para pahlawan dan para proklamator bangsa.

Seorang yang besar tak akan diakui kebesarannya tanpa quotes-quotesnya yang massif dijadikan history di WA dan IG. Quotes adalah tanda kebesaran Nurhadi dan Aldo yang berhasil lolos pilpres lewat jalur prestasi ini. Ada banyak quotes yang telah dijadikan history oleh netizen. "Setiap pemimpin mempunyai kekurangan, oleh karena itu kekurangan bukanlah kelebihan" begitu kira-kira quotes Nurhadi. 

Selain Nurhadi, Aldo juga mempunyai  quotes-quotes yang layak dijadikan history. "Membangun hubungan suami istri yang baik bukan  hanya sekedar percaya dan bersenggama, namun juga perlunya sebuah ketahanan yang lama".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun