Mohon tunggu...
Hidayah Qudus
Hidayah Qudus Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Perindu hujan dan penikmat kopi di senja hari
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemilik blog di https://hiqudsstory.com , content writer, social media enthusiast, juga ibu 3 anak yang bekerja dari rumah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sinau Bareng sebagai Wujud Pilar Ketahanan Pangan Nasional

20 Maret 2019   17:10 Diperbarui: 20 Maret 2019   23:15 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketahanan Pangan adalah kunci kukuhnya sebuah bangsa, dan pilarnya adalah Desa. Pembangunan pedesaan kini semakin luas dan pemerintah juga memberi ruang  bagi desa untuk berdaya baik dalam konteks ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Pemerintah, melalui Nawacita, adalah wujud nyata komitmen pemerintah untuk membangun desa yang mandiri dan digdaya.

Dalam acara Kenduri Nusantara 2019 ini
Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial (Ademos), bekerja sama dengan Sanggar Maos Tradisi, menggelar sarasehan sinau bareng. Sinau yang dalam bahasa Jawa berarti belajar. Di Kenduri Nasional ini panitia bermaksud berbagi pengalaman kepada masyarakat dan melakukan sarasehan.

Acara Kenduri Nusantara 2019 ini sebelumnya juga dilaksanakan di kota Solo dan Pati. Pada dasarnya masyarakat Indonesia yang cinta akan tradisi dan budaya menghaturkan terima kasih dan puji syukur pada Tuhan melalui penyelenggaraan Kenduri ini.

Baca juga : Kenduri Larung Sukerto, Doa dan Harapan Masyarakat Pati

Dalam acara Sinau Bareng ini bermakna meneguhkan semangat membangun kekuatan Indonesia dari desa, menjaga keutuhan dan memulihkan keretakan, sekaligus kontrol sosial atas penyimpangan dari cita-cita pembangunan manusia Indonesia yang bhineka dan berdaya. Kenduri ini adalah simbol kecintaan pada NKRI.

Sinau Bareng dalam rangkaian acara Kenduri Nusantara 2019 juga sebagai rasa syukur dan memohon doa pada Tuhan. Kenduri dilaksanakan sebagai simbol kebulatan tekad warga bahwa desa menjadi lumbung pangan bagi warganya.

Sumber foto: JatimPos
Sumber foto: JatimPos
Acara yang berlangsung di Pendopo Malowopati Kabupaten Bojonegoro dihadiri oleh Dr. Arie Sudjito, selaku Sosiolog dari UGM dan juga mantan Satuan Tugas Dana Desa, Wakil Bupati Bojonegoro dan Bapak Wisma selaku General Manager PT Petrokimia.

Hadir pula Gabungan desa kelompok tani (Gapoktan), Gabungan Kelompok Ternak, juga kelompok usaha Mikro Kecil dan Menengah yang ada di Bojonegoro.

Dr. Arie Sudjito mengatakan bahwa keberadaan organisasi seperti Ademos di desa menjadi titik nadi perubahan di tingkat lokal. Kegiatan positif ini menjadi tempat anak-anak muda bersama aktivis desa belajar menggali dan mengembangkan potensi yg ada di desa.

Ademos sebagai lembaga masyarakat mempunyai misi menemani masyarakat desa menuju desa yang mandiri dalam segala bidang terutama di bidang pangan. Desa harus menjadi pilar ketahanan pangan nasional. Segala potensi yang ada di desa kedepannya harus dikelola dan dikemas secara kreatif oleh masyarakat untuk masyarakat tanpa harus meninggalkan tradisi dan budaya.

Semoga dengan diadakannya Kenduri Nusantara 2019 ini dapat membawa pengaruh positif pada masyarakat dan menjadi lebih bersemangat lagi untuk membangun desa dan negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun