Mohon tunggu...
Hida Al Maida
Hida Al Maida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara

Seorang introvert yang menyukai seni, puisi, langit, bintang, hujan, laut, bau buku, dan menulis. Punya kebiasaan aneh berbicara dengan diri sendiri, dan mencoret-coret setiap halaman paling belakang buku pelajarannya karena merasa isi kepalanya terlalu meriah, riuh, dan berisik untuk didiamkan begitu saja. Gemar menulis novel, puisi, serta tertarik tentang banyak hal berkaitan dengan hukum, perempuan, dan pendidikan. Baginya, setiap hal di muka bumi ini adalah keindahan dan makna yang perlu diselami sampai jauh, sampai kita menemukan sesuatu bernama hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Putih dan Perjalanan Kereta (Bagian 1)

2 Desember 2022   23:11 Diperbarui: 2 Desember 2022   23:29 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadis itu berbalik. Hampir menuruni kereta jika saja Ryshaka tak memanggilnya lagi. "Kapan kau akan kembali lagi? Kita bisa sama-sama."

Sorot mata tak bernyawanya memandang Ryshaka cukup lama. Bibirnya membentuk garis lurus. "Kurasa aku tidak akan pernah kembali lagi," katanya.

Kalimat terakhir Renjana diikuti langkah cepat gadis itu. Sebelum turun, dia sempat menoleh sekali lagi. lalu, untuk kali pertama, dia tersenyum. Lebih tulus dan bernyawa daripada sebelumnya. Untuk kali pertama pula, Ryshaka mendapatkan kekuatannya untuk mengangkat tangan dan melambai.

Begitu saja, surat milik gadis itu terlupakan. Saat Ryshaka berniat menyusul, sobekan kertas berwarna putih di dekat kakinya menahan langkahnya. Barangkali, itu satu dari sekian kertas-kertas berisi sumpah serapah milik Renjana yang terjatuh. Maka, Ryshaka mengantongi keduanya. Lagi-lagi tak berkeinginan membaca.

Sayang, Renjana sudah tak terlihat. Stasiun kereta yang tak terlalu besar seharusnya memudahkan Ryshaka, tetapi hingga pria itu sampai di luar stasiun, Renjana sudah tidak ada. Sesaat Ryshaka menduga pertemuan mereka hanya mimpi belaka. Namun setidaknya, setelah sekian lama, Ryshaka bisa bertemu dengannya, lagi.

            ***

            Renjana tiada.

Kabar itu sampai pada Ryshaka selang dua minggu usai pertemuan mereka di kereta. Bak mimpi, pria itu hanya dapat terpekur lama dengan lutut yang lemas. Sepenuhnya tak menyangka jika pertemuan mereka dua minggu lalu adalah pertemuan terakhir. Namun, pria itu juga tak bisa menyangkal. 

Kesadarannya ditampar saat datang melayat, menyaksikan gadis yang dua minggu lalu mengucapkan sampai jumpa padanya terbaring kaku dan ditangisi.

Dan, entah sebab apa Ryshaka merasa sesak memenuhi dadanya.

Hasil lab dan wajah yang tak lagi bernyawa. Ryshaka menemukan jawabannya. Hanya saja, pria itu belum menyangka sepenuhnya.          Skenario Tuhan terlalu cepat dan mengejutkan. Sialnya, Ryshaka bahkan belum mengatakan kalimat seterusnya usai dia meminta Renjana fokus saja belajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun