Mohon tunggu...
Hida Al Maida
Hida Al Maida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara

Seorang introvert yang menyukai seni, puisi, langit, bintang, hujan, laut, bau buku, dan menulis. Punya kebiasaan aneh berbicara dengan diri sendiri, dan mencoret-coret setiap halaman paling belakang buku pelajarannya karena merasa isi kepalanya terlalu meriah, riuh, dan berisik untuk didiamkan begitu saja. Gemar menulis novel, puisi, serta tertarik tentang banyak hal berkaitan dengan hukum, perempuan, dan pendidikan. Baginya, setiap hal di muka bumi ini adalah keindahan dan makna yang perlu diselami sampai jauh, sampai kita menemukan sesuatu bernama hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Putih dan Perjalanan Kereta (Bagian 1)

2 Desember 2022   23:11 Diperbarui: 2 Desember 2022   23:29 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            "Perlu kubantu?"

Tawaran Ryshaka ditolak. Alhasil, begitu banyak barang-barangnya keluar dari tempatnya, berserak di dekat kaki Ryshaka. Mau tak mau, Ryshaka ikut berjongkok membantu. Saat Renjana menemukan dan menarik keluar apa yang dicarinya---payung dengan warna senada dengan tasnya---buku berwarna hitam milik gadis itu ikut terjatuh. 

Dengan niat baik, Ryshaka ingin mengambilkannya. Namun, berlembar-lembar kertas warna-warni berukuran kecil malah berjatuhan dari dalamnya.

            Sesaat, Ryshaka hanya melongo. Terlebih saat matanya tak sengaja membaca tulisan dalam kertas warna-warni yang dipenuhi sumpah serapah dan kata-kata penyemangat itu.

            Renjana berdiri kembali. Mencangklongkan ranselnya dan membentangkan payung. "Mau ikut denganku?" tawarnya.

            "Duluan saja. Payungmu terlalu kecil. Lagipula di luar hanya gerimis biasa."

            "Baiklah, sampai jumpa."

            "Kau akan langsung pulang?"

            "Seseorang mungkin sudah menungguku. Lagipula ini terlalu larut untuk mengobrol lagi."

            "Baiklah. Hati-hati. Senang bertemu denganmu, Nana."

            "Aku yang seharusnya mengatakan itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun