Mohon tunggu...
Bimsa
Bimsa Mohon Tunggu... Ilustrator - Pengarang Novel

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Time For Us : Ep.5 Sesuatu yang Menghilang

18 Januari 2020   19:00 Diperbarui: 21 Januari 2020   10:45 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seragam Sekolah | Dok. pribadi'

"Lebih baik nyalin punya Tasya daripada punyamu. Kau mau menulis buku dengan tulisan sebanyak itu?" Kataku kembali menyalin jawaban Tasya

"Aish..Sialan." Salsa mengangkat tangan hendak memukulku  "Padahal ntar lagi kan udah bel masuk kan.."

"Kan." Jawab Raka pendek mendengar suara bel sekolah

.....

Hampir lima menit tepat Bu Supi duduk dan memulai kelas bahasa indonesia. Ah, bahasa indonesia benar-benar sulit bukan. Kebalikan dari matematika, di matematika kita disuruh mikir eh malah ngarang jawaban, giliran bahasa disuruh ngarang cerita malah dibuat mikir. Selain itu, jawaban pilihan gandanya sama semua. Aku tidak tau apa bedanya, mereka disusun sama tapi dengan gaya bahasa yang beda. Tapi tetap saja, belajar bahasa sendiri lebih sulit dari bahasa inggris, kan. Bu Supi berjalan ke depan papan tulis sambil membawa buku dan setelah itu terdengar ketokan dari pintu kelas. Kita tau siapa yang ngintip dari belakang pintu kayu itu, siapa lagi, Tasya. Tidak ada masalah yang serius ketika dia datang tanpa membawa tas dan bilang "Maaf, Bu saya habis dari toilet". Kurasa dia akan jadi aktris yang hebat dengan kemampuannya itu.

.....

Semuanya masih berdiri ngantri nunggu giliran dilayani ibu kantin. Antriannya berjalan lambat karna memang cuma satu orang saja yang menjaga di depan etalase makanan. Mengambilkan pesanan, menerima uang sekaligus menghitung kembalian, begitu seterusnya. Berulang-ulang. Selagi mereka masih menahan lapar, makanan di depan kami sudah habis tanpa tulang sedikitpun. Piring keramik kami tumpuk bersih seperti habis dicuci dan juga minuman dingin tinggal sisa es yang mulai mencair. Sepertinya hari ini lebih panas dari hari biasanya, lihat bagaimana Raka mengisi ulang gelas minumannya dengan air galon di dekat lemari pendingin kantin.

"Ah, benar-benar, kenapa juga tadi aku harus berangkat lebih pagi kalo tugasnya aja nggak dikumpul, malah..dia bahas materi yang kemarin." Aku memulai percakapan

"Hei, bagaimana denganku? Aku bahkan datang datang lebih pagi darimu." Raka menatapku tajam.

"Lagian bukannya semalem dikerjain, malah..." Salsa menyambar ucapan kami.

"Aku ada les tau?!" Kataku bersungut-sungut memotong omongan Salsa.

"Ah, benar" Salsa tersenyum lebar.

"Tapi.. apa kau sudah tau kalo ini tugas nggak bakal dikumpul, Sya? Makanya kau sengaja datang telat tadi." Kataku sambil menatap Tasya dengan curiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun