Mohon tunggu...
Bimsa
Bimsa Mohon Tunggu... Ilustrator - Pengarang Novel

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ep. Spesial : Ngomongin Daffa

12 Januari 2020   10:10 Diperbarui: 21 Januari 2020   10:46 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RAKA

" Jadi aku kenal Daffa sudah sangat lama, kuingat sejak kami berada di bangku kelas satu SMP. Dan dalam waktu yang lama itu tentu aku sudah mengenalnya dengan baik, terutama kebiasaan menggambarnya yang kadang menyusahkan orang. 

Kalian tau? Dia benar-benar suka dengan menggambar, sampai-sampai selalu datang ke sekolah dengan tas yang hanya berisi dua buah buku catatan dan beberapa yang kulihat cukup banyak, buku gambar dengan berbagai macam jenis yang tebal. 

Bahkan dia lebih suka mencatat pelajaran di buku gambarnya yang polos tak bergaris kemudian menghiasnya dengan spidol warna. Yang paling menjengkelkan adalah saat dia tiba-tiba mengambil dan membuka buku tulisku terus menyoretinya dengan gambar yang aneh. Gambarnya memang bagus, tapi ya tidak harus di buku tulisku kan. 

Aku hanya akan diam lalu memukul kepalanya dengan penggaris plastikku. Oh ya, satu lagi, dia punya kebiasaan menggambari papan tulis dengan spidol kelas yang selalu aku isi tintanya di depan ruang TU. Saat aku protes padanya, dia hanya bilang "udahlah, ini cara agar kita bisa keluar di saat jam pelajaran bukan? Mengisi tinta spidol ini". Cukup. Aku sudah  tidak tau lagi dengan bocah itu, sungguh."

Airlangga Daffa
Airlangga Daffa
TASYA

"Aku tidak yakin apa Daffa bisa bertahan untuk..  Let say, di dunia yang keras ini. Dia sungguh tidak bisa melakukan semua pekerjaan dengan benar, tapi kurasa kalian sudah tau pekerjaan apa yang benar-benar bisa dia kerjakan dengan baik. 

Mungkin selain dia ceroboh dan pelupa bisa jadi karena dia adalah yang termuda diantara kami berempat atau bahkan di kelas, aku, Salsa, dan Raka selalu menjaga bahkan melindunginya. Pernah beberapa waktu yang lalu dia terkunci di ruang seni sekolah yang berada di pojok lantai dua koridor. 

Aku tidak tau bagaimana bisa terkunci di ruang kecil itu padahal dia sendiri yang memegang kunci. Ah, tapi biar Daffa sendiri yang cerita pada kalian di episode barunya nanti. Atau nggak waktu dia pernah membuat hidung Salsa mengeluarkan darah hanya karena dia melepas colokan kipas angin di kamarnya. Aku tau Salsa pasti benar-benar sangat ingin membunuhnya saat itu. 

Oh ya, kami menjuluki dia dengan nama "Manusia Kertas" bukan karena kegemarannya menggambar di kertas ya, itu karena dia sangat lemah seperti kertas. Saking lemahnya, dia bisa terjatuh hanya karena hembusan angin. Dirinya seperti seseorang yang  hendak berusaha melawan hukum gravitasi."

SALSA

"Seperti kata Raka, Daffa benar-benar ahli dalam menggambar, bisa dikatakan dia adalah jagonya di bidang kesenian. Aku yakin dia akan bisa bertahan hidup di dalam kamarnya dengan hanya diberi buku gambar, cat air, dan alat gambar lainnya. Seperti orang yang asyik dengan dunianya sendiri. Kadang aku heran bagaimana dia bisa menggambar dengan baik padahal saat itu akan diadakan ulangan harian. 

Tapi ya itulah Daffa. Dia sangat jago menggambar, tapi.. Ah!!! Aku sudah tidak sanggup lagi jika disuruh mengajarinya kimia. Gimana bisa mengerjakan soal kimia coba kalo dasar terori dan rumusnya saja dia lupa dan tidak tau. Biasanya satu soal aku harus menghabiskan dua jam untuk menjelaskan materi dari awal banget padanya.

Maksudku, dia kan selalu membawa otaknya kemana-mana tapi tidak bisa menggunakannya dengan baik. Setidaknya dia hapalkan saja rumus-rumus itu dan lebih serius saat belajar. Aku dulu pernah mengajari Tasya, Raka , dan Daffa kimia di rumahku. 

Semua berjalan dengan baik saat aku mengajari Tasya dan Raka. Raka yang terkadang bodoh saja masih bisa mengikuti kata-kataku, tapi tidak dengan Daffa. Ah.. anak itu, bukunya saja masih terlihat masih seperti baru tanpa sedikitpun bekas dibuka untuk dibaca."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun