Mohon tunggu...
Bimsa
Bimsa Mohon Tunggu... Ilustrator - Pengarang Novel

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Time For Us : Ep. 2 Buku Tebal Berwarna Hitam

2 Januari 2020   19:00 Diperbarui: 21 Januari 2020   10:36 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

" Kau tau, Sal. Kau sungguh mengenalku dengan baik " Kataku manyun

" Nah ngomongin Bu Endang, dia bakalan kosong juga ngga ya, sepertinya aku ingin pulang cepat hari ini, Rak?" tanya Tasya

" Pasti ada lah, yang benar saja" Raka membalas ketus

" Hei!, ngapain kalian berempat malah nongkrong disitu, emang nggak ada pelajaran?" entah darimana Bu Endang tiba-tiba muncul dengan langkahnya yang terhenti melihat kami yang sedang duduk di depan kelas.

" A... Itu Bu, sepertinya Pak Mukhlis datang terlambat lagi" jawab Raka bangkit dari duduknya

" Ah orang itu. Kalian setelah ini jam saya kan?"

" Iya, Bu" sambil manggut Raka menjawab

" Kalo gitu beritahu teman-temanmu kalo habis ini saya masuk materi. Ibu mau ambil tas di ruang guru" kata Bu Endang yang setelah itu hilang dari pandangan kami.

..........

Wah, sepertinya bu Endang akan membagikan hasil ulangan kami minggu kemarin. Asal kalian tau saja, tidak akan ada diantara kami yang mendapat nilai yang nyaris sempurna untuk mata pelajaran PPKN. Nilai paling besar saja biasanya hanya 60 dan itu adalah nilai yang sempurna. Sebenarnya soal ulangan yang keluar adalah sama persis dengan materi yang bu Endang sampaikan setiap pertemuan, namun... yang berbeda adalah terdapat soal tentang pasal-pasal di UUD 45. Sebuah buku kecil menggunakan kertas berwarna coklat yang harganya 2000an di toko buku. Kami harus menuliskan pasal dengan benar, baik setiap kalimatnya maupun tanda bacanya. Satu kata berbeda atau kurang tanda titik saja, nilai kami berkurang. Dan satu lagi, kami benar-benar tidak bisa nyontek di kelas beliau. Nyontek berarti nilai kami kosong di rapor. Kejujuran. Bu Endang selalu menghargai kami yang jujur dalam kelasnya, meskipun nilai kami benar-benar hancur anehnya di rapor kami selalu mendapat nilai A. Bukan karena beliau adalah wali kelas kami, tapi memang kejujuran selalu mendapat nilai yang adil diajarannya.

"Bu Endang seperti datang di waktu yang tepat. Ah!~ aku menyukai cara beliau mengajar" ucap salsa dengan duduk santai di bangkunya.

"Beruntung sekali pak Mukhlis tidak masuk kelas dan entah dimanapun dia, aku tidak peduli" tambah Tasya sambil melihat ke arah bangkuku dengan Raka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun