Mohon tunggu...
Hibatullah Maajid
Hibatullah Maajid Mohon Tunggu... Lainnya - Nulis artikel

Selangkah lebih baik daripada seribu angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Klaten dalam KKN BMC UNNES 2020

19 September 2020   13:08 Diperbarui: 19 September 2020   13:14 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Plastik merupakan bahan non organik yang mempunyai kemampuan untuk dibentuk dalam berbagai bentuk dengan cara dipanaskan dan ditekan. Menurut penelitian, penggunaan plastik yang tidak sesuai persyaratan akan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, karena dapat mengakibatkan pemicu kanker dan kerusakan jaringan pada tubuh manusia . 

Selain itu plastik pada umumnya sulit untuk didegradasikan oleh mikro organisme. Sampah plastik memiliki dampak nyata yang bersifat negatif bagi lingkungan hidup kita sehari-hari diantaranya adalah pencemaran air, tanah, dan udara. Selain itu sampah plastik juga memiliki dampak yang cukup luas bagi kesuburan tanah dan hewan mikrooganisme tanah. 

Untuk itu perlu dilakuakn upaya penanggulangan sampah plastik dengan edukasi diet plastik dan alternative pengganti plastik. Banyak alternative pengganti plastik salah satunya penggunaan tote bag sebagai alternative pengganti kantong plastik.

Permasalahan sampah di Indonesia merupakan masalah yang belum tuntas hingga sekarang dan menjadi isu utama. Pasalnya pertambahan penduduk membuat permasalahan sampah semakin runyam dan sulit diatasi, hal tersebut dikarenakan pertambahan volume sampah mengikuti dengan pertambahan penduduk. 

Umunya sampah dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dari makan, minum, bekerja, dan lain sebagainya. Jenis sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia pada umumnya bisa berupa sampah Organik dan Non Organik. 

Sampah organik biasanya yang diperoleh dari sisa-sisa tumbuhan dan sisa-sisa hewan, seperti dedaunan, daging dan lain sebaginya. Sedangkan sampah Non Organik biasanya diperoleh dari sisa-sisa pengolahan Industri seperti potongan plat logam, pecahan kaca, beberapa jenis bebatuan, kaleng bekas, plastik, kertas, dan lain sebagainya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan bahwa jenis sampah yang dihasilkan didominasi oleh sampah organik yang mencapai sekitar 60 % dan sampah Non Organik mencapai 40 %, sementara itu dari sampah non organik tersebut terdiri dari 15 % yang merupakan sampah plastik. Sampah plastik didominasi oleh kantong kresek dan plastik kemasan .

Plastik merupakan bahan non organik yang mempunyai kemampuan untuk dibentuk dalam berbagai bentuk dengan cara dipanaskan dan ditekan. Plastik pada umumnya berbentuk batangan, lembaran, dan blok. Selain itu juga plastik dapat berbentuk produk yang biasanya mempunyai wujud botol, pembungkus makanan, alat makan, dan lain sebagainya.

Dampak dari sampah plastik sangat beragam, salah satunya jika sampah plastik tersebut berada dalam tanah, maka tanah tersebut bisa tidak dapat diuraikan oleh hewan mikroorganisme tanah yang menyebabkan mineral dalam tanah menjadi berkurang. Mikroorganisme tanah menjadi berkurang karena disebabkan kadar oksigen semakin menipis dan sulitnya mencari makan karena kena retensi dari sampah plastik itu sendiri.

Komposisi plastik berasal dari polymer dan zat additive lainnya. Polymer tersebut tersusun dari monomer-monomer yang terikat oleh rantai ikatan kimia. Plastik pada umumnya salah satu bahan yang mudah terbakar, untuk itu perlu diwaspadai bahwasanya dengan adanya sampah plastik juga mengakibatkan kebakaran semakin meningkat. 

Selain itu asap dari pembakaran plastik juga sangat berbahaya karena mengandung gas beracun seperti Hidrogen Sianida yang berasal dari polimer berbahan dasar akrilonil dan Karbon Monoksida berasal dari pembakaran yang tidak sempurna. Dalam jangka panjang polusi udara yang ditimbulkan dapat mengakibatkan pemanasan global yang menyebabkan gas ozon menipis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jamberk dari University Of Georgia, pada tahun 2010 ada 275 juta ton sampah plastic yang dihasilkan di seluruh dunia. Sekitar 4,8-12,7 juta ton diantaranya terbuang dan mencemari laut. Sedangkan Indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta orang yang setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastic yang tidak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48-1,29 juta ton dari sampah tersebut diduga mencemari lautan. 

Indonesia merupakan Negara kedua yang menyumbang jumlah terbanyak pencemaran sampah plastik ke laut. Hal ini menunjukkan terdapat pengelolaan sampah yang buruk di Indonesia, padahal jika kita bandingkan jumlah penduduk pesisir Indonesia dengan India hampir sama mirip yaitu sekitar 187 juta jiwa, namun India bisa peringkat 12 dunia sedangkan Indonesia peringkat 2 dunia terbanyak dalam menyumbangkan sampah plastik ke laut.

Sampah plastik memiliki dampak nyata yang bersifat negatif bagi lingkungan hidup kita sehari-hari diantaranya adalah pencemaran air, tanah, dan udara. 

Selain itu sampah plastik juga memiliki dampak yang cukup luas bagi kesuburan tanah dan hewan mikrooganisme tanah. Dalam program ini juga dipakai sebagai program media edukasi untuk masyarakat. 

Media menurut Gagne dan Reiser mengartikan sebagai alat-alat fisik dimana pesan intruksional dikomunikasikan antara pelaku dengan responden. edukasi sangat berperan penting dalam proses pengedukasian ataupun pelatihan agar tujuan dari kegiatan tersebut dapat dengan mudah dan efektif dimengerti oleh peserta.

Program ini dijadikan sebagai hiburan karena kegiatannya berupa menghias tote bag dari kain blacu polos yang dapat dihias dengan bebas. Hal ini dapat membantu partisipan yang terdiri dari ibu-ibu, remaja dan anak-anak Rt.06/ Rw.05, Desa Karangtalun, Karangdowo, Klaten untuk mengasah kreatifitas seni melalui melukis diatas tote bag tersebut. 

Bahan yang dipakai adalah tote bag kain blacu yang terdiri dari dua macam yakni tote bag berukuran 40 x 50 cm untuk dikreasikan ibu-ibu dan tote bag ukuran 30 x 40 cm untuk dikreasikan remaja dan anak-anak, serta cat yang digunakan adalah cat akrilik.

Hal pertama yang diajarkan adalah teknik mencampur cat akrilik dengan air dan teknik mencampur beberapa cat dengan warna yang berbeda untuk menghasilkan warna lain. Setelah itu memberian contoh teknik pengaplikasian kuas ke kain dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang rapih. 

Selanjutnya memberikan kebebasan untuk menghias tas, dari hasil kegiatan yang telah dilakukan ibu-ibu memilih untuk diberikan contoh gambar yang sederhana kepada pemateri, sedangkan remaja dan anak-anak melampiasakan kreasi mereka yang dengan gambar bebas seperti gelas, logo BTS, Doraemon, Sonic, dan gambar lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun