Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Public Figure: Menjadi Diri Sendiri

29 April 2019   17:33 Diperbarui: 29 April 2019   17:52 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melakukan perbandingan adalah hal yang biasa dalam hidup sehari-hari. Saat kita berada di luar kota dan mencari tempat untuk makan, maka review (ulasan) dari orang lain menjadi sasaran utamanya. Saat ulasan ini tidak didapatkan, maka langkah praktisnya adalah melihat tingkat keramaian. 

Secara umum, saat sebuah tempat mendapatkan pengunjung yang relatif lebih banyak dari tempat lain, maka tempat tersebut mungkin menyediakan makanan yang lebih enak. Kemungkinan ini menjadi makin besar tatkala perbedaan yang ditampilkan cukup menyolok. Ini adalah cara berpikir secara statistika yang sederhana. 

Apakah Anda akan membandingkan beberapa tempat makan pada jam yang berbeda? Tempat A diamati jam 10:00, tempat B jam 11:00, tempat C jam 12:00, tempat D jam 13:00, tempat E jam 14:00. Jika ini yang Anda lakukan, apakah Anda akan mendapatkan kesimpulan yang tepat? Tentu tidak! Bisa jadi tempat A diamati terlalu dini karena jam makan siang pada umumnya belum dimulai. Tempat B, C, danD mungkin masih lebih cocok. Tempat E mungkin agak terlambat untuk diamati.

Contoh lain adalah membandingkan harga jual barang di beberapa toko. Apakah Anda akan mengambil informasi harga barang tersebut pada bulan yang berbeda? Saya kira tidak! Informasi harga sebaiknya diambil pada minggu atau bulan yang sama. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perubahan harga.

Jumlah pengungsi banjir di DKI sekarang lebih sedikit dibandingkan 2015

Membaca klaim Gubernur DKI Jakarta tentang pengungsi banjir di kompas.com membuat saya bertanya-tanya. Jumlah pengungsi banjir yang dibandingkan adalah 2015 dengan 2019. Mengapa memilih 2015 dan 2019? Saya tidak tahu, tetapi sepertinya saya bisa menebak logika yang dimaksud. Logika yang dipakai adalah membandingkan dengan masa sejak menjabat sebagai Gubernur DKI. Basuki Tjahaja Purnama (BTP) menjadi Gubernur DKI menggantikan Jokowi pada 2014, jadi sekitar 1-2 tahun setelahnya adalah 2015. Anies Baswedan (AB) dilantik 2017, jadi 2019 juga berkisar 1-2 tahun setelah pelantikan. Sama kan!

Jika menilik cara membandingkan tempat makan dan harga barang, maka waktu yang dipilih AB tidak menyalahi norma, sehingga perbandingannya layak dilakukan. Benarkah demikian? Tunggu dulu...

Dalam ingatan saya, BTP pernah menyampaikan dalam debat Pilkada DKI, bahwa titik banjir di 2017 sudah berkurang dari sekitar 2000 menjadi 80. Logikanya, prosesnya akan dilanjutkan sehingga akan makin berkurang. Berdasarkan berita-berita yang saya baca, kawasan yang sudah bebas banjir sekarang kembali mengalami banjir. Apakah ini berarti jumlah titik banjir bertambah? Sepertinya begitu!

Menurut saya, masa 2015 adalah saat BTP dan jajarannya bergulat untuk menangani banjir di DKI. Berbagai macam program dijalankan untuk mengurangi banjir, termasuk di dalamnya pembangungan rusun untuk menampung mereka yang harus digusur karena normalisasi sungai. Dengan demikian, jumlah titik banjir saat itu bisa dibilang di atas 80. Kalau jumlah pengungsi banyak, wajar kan!

Menjadi public figure yang bertanggung jawab

AB adalah seorang public figure, bahkan sebelum menjadi Gubernur DKI. Terlepas dari segala pro dan kontra dalam urusan menjadi rektor di Paramadina, kiprahnya di Indonesia cukup mendapat perhatian khalayak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun