Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

SOS, Pendidikan Guru di Indonesia

26 Mei 2018   19:49 Diperbarui: 26 Mei 2018   20:03 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com

Tidak dapat dipungkiri, bahwa pendidikan menjadi salah satu pendorong kemajuan bangsa. Hal ini disasari oleh Hirohito, kaisar Jepang saat Jepang kalah di perang dunia ke-2, sehingga pertanyaan pertama yang ditujukan kepada jajaran pemerintahannya adalah berapa jumlah guru yang masih hidup. 

Sebuah pertanyaan yang terdengar janggal di tengah situasi kalah perang. Namun, pertanyaan itu terbukti telah membangkitkan Jepang dari negara yang kalah perang menjadi salah satu negara maju yang harus diperhitungkan oleh negara-negara maju di benua yang lain.

Bagaimana dengan Indonesia? Saya pikir, Indonesia juga mengamini pernyataan bahwa pendidikan adalah salah satu ujung tombak kemajuan bangsa. Salah satunya dengan kehadiran UU sistem pendidikan Nasional beberapa tahun yang lalu. Sebagai kaum awam, banyak di antara kita tidak benar-benar paham apakah seluruh kebijakan terkait dengan pendidikan telah sesuai dengan amanat UU tersebut.

Masyarakat awam melihat pendidikan dari beberapa komponen, yaitu guru, siswa, dan sekolah (berikut fasilitasnya). Sangat sedikit di antara kaum awam yang melebarkan konsep pendidikan ke arah kebijakan pemerintah terkait dengan pendidikan, pengadaan buku, pelatihan guru, urusan terkait UN, dkk. Tulisan ini akan difokuskan pada GURU.

Data siswa dan guru

Berdasarkan data yang dimiliki Kemendikbud, pada tahun ajaran 2016/2017 terdapat sekitar 50 juta anak sekolah di seluruh Indonesia, mulai dari TK hingga SMA/SMK. Jika dihitung dengan siswa baru, maka jumlah semuanya mencapai sekitar 51 juta. 

Semuanya ini didukung oleh sekitar 3 juta guru dan kepala sekolah. Semoga saya tidak salah mengartikan data yang saya peroleh karena saya belum berhasil menemukan data tersebut di laman BPS. Mungkin data itu ada di sana tetapi saya kurang terampil dalam mencarinya... Dengan demikian, rasio guru/kepala sekolah terhadap siswa secara umum adalah 1:17, sebuah angka yang menurut saya baik.

Sebagai perbandingan, pendidikan dasar di Finlandia menggunakan perbandingan sekitar 1:15. Cukup dekat bukan! Jadi, sepertinya angka-angka tersebut menggambarkan adanya perbaikan kondisi sistem pendidikan di Indonesia. Apakah kenyataan di lapangan mengatakan hal yang sama? Semoga demikian.

Berdasarkan pengamatan saya pribadi, rasio sekitar 1:20 merupakan angka yang umum di sekolah swasta. Di sekolah negeri, sepertinya rasionya bisa mencapai 1:30 atau bahkan mencapai 1:50. Angka ini naik perlahan seiring dengan bertambahnya jarak lokasi sekolah dengan kota besar terdekat. 

Jadi, saya pribadi agak kurang puas dengan angka yang disajikan. Namun, saya tidak punya pilihan lain... karena saya tidak bisa melakukan klarifikasi dengan data di BPS.

Mencermati rasio ini, perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia sudah ada di ambang pintu. Beberapa tahun tinggal di Finlandia, saya mendapatkan informasi tentang kunjungan berbagai DPRD di Indonesia yang menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Finlandia untuk kerja sama dalam bidang pendidikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun