Bukan ingin berbicara tentang masa depan Lumajang loh ya, soalnya saya nggak bakal mampu menerka soal itu. Masa depan saya sendiri saja glabakan
Dunia kampus dulu sering berbicara tentang pola logika. Ada semacam garis merah yang bisa dijawab jika ada tantangan yang teratasi hari ini. Novel Pisank Man itu sekelumit narasi setebal 200 halaman yang saya jaga keasliaan berfikirnya. Jadi nggak soal macam-macam lagi, hanya soal ajakan berfantasi ke ranah pedesaan yang indah di Kabupaten Lumajang.Â
.... Di teras rumah pemandangan kebun terbentang luas. Ada burung gereja sesekali mencoba peruntungan mencari murbei. Menjelang malam, matahari akan tenggelam mengikuti kerinduannya kepada gelap. Sunset yang tidak akan pernah terlupakan oleh Wortel Women.... (penggalan naskah novel Pisank Man hal.12)