Dinamis !. Itulah satu kata yang menurut saya tepat sekali untuk menggambarkan senduro. Hiruk pikuk kemajuan senduro sudah sangat dirasakan masyarakat. Salah satu yang menarik, telah adanya fasilitas Wi-Fi Gratis di Balaidesa Senduro dengan kecepatan 1 Mbps. Alhasil, masyarakat (utamanya generasi muda) telah berbondong-bondong untuk memanfaatkan layanan ini. Lain lagi dengan menjamurnya Koperasi simpan pinjam yang ada di senduro juga bagi saya tidak kalah menarik, disini dapat terbaca bahwa perputaran ekonomi senduro sudah mulai dapat diperhitungkan.Â
Dari ranah perkebunan pisang, dari data BPS (2013) kabupaten lumajang menyebutkan hasil komoditi pisang di desa senduro berjumlah 348.010 Pohon. Pantas saja jika di pasar agropolitan senduro tidak pernah sepi kita melihat adanya buah pisang. Saya juga begitu tertarik ketika melihat semangat pemuda-pemuda yang mulai menggeluti bisnis sesuai hobi mereka, sebut saja Jasa Guide menuju Gn. Semeru, juga para petualang kicau mania yang mulai merasakan manisnya menggeluti dunia peternakan burung. Itulah deskripsi senduro saat ini. Masyarakat sudah mulai berani mengambil celah peluang bisnis di tengah kedinamisan ekonomi senduro.
Sementara itu, pada dasarnya beberapa profesi juga mulai mengalami pasang surut. Sebut saja dibidang transportasi umum (angkot) dan juga ojek. Saya melihat banyak angkot yang mulai sepi penumpang, sebagian juga profesi ojek saat ini mulai digeluti sebagai profesi sampingan. Setapak demi setapak, kedinamisan senduro akan selalu terlantun menjadi lebih baik. Kini, kita telah beralih dari revolusi industri menuju revolusi informasi. Dunia modern sudah bangkit menuju zaman digital. Apakah senduro akan menuju era ekonomi kreatif?. Jawaban saya: Kita lihat saja nanti... hihihi.
Tulisan ini saya publikasikan untuk memberikan gambaran kecil tentang senduro.
Dimana Ada Cinta, Disitu Ada Senduro.
Salam Hangat.