Mohon tunggu...
Heyzev
Heyzev Mohon Tunggu... -

An ordinary university student. Bekasi, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Memberi Uang Tip Kepada Taksi, Salahkah Saya?

4 Juni 2017   13:50 Diperbarui: 4 Juni 2017   14:22 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Belakangan ini sedang ramai mengenai kisruh taksi konvensional versus taksi atau ojek online. Pihak sopir taksi konvensional menganggap taksi/ojek online itu ilegal dan menuntut kepada pemerintah untuk membubarkan perusahaan transportasi online.  Masyarakat banyak yang berkomentar terkait polemik ini. Komentar nya pun bermacam-macam, tetapi sebagian besar satu suara, yaitu masyarakat sudah terlanjur nyaman dengan transportasi online, sehingga keberatan jika seandainya perusahaan transportasi online dibubarkan. Pada musim liburan semester lalu saat saya pulang kampung ke Bekasi, saya sudah beberapa kali menggunakan ojek online. Memang saya tidak bisa pungkiri, bahwa menggunakan transportasi online itu sangat praktis, mudah, efisien. Tetapi saya belum pernah menggunakan taksi online.

Saya sangatlah jarang bepergian ke Ibukota. Saat liburan kemarin, saya memutuskan untuk berwisata ke Monas bersama adik perempuan saya. Itupun mendadak dan diluar rencana awal, karena pada hari itu niat kami hanya ingin mengurus KTP elektrik. Untuk pergi ke Monas, saya mengendarai motor lalu menitipkannya ke Stasiun Bekasi, kemudian naik KRL jurusan Bekasi-Jakarta Kota. Saat wisata di Monas selesai, saya pun bertanya di dalam hati "setelah ini kita kemana lagi ya?". Lalu saya memutuskan untuk pergi ke mal Pasific Place di SCBD (Sudirman Central Business Distric Niat saya tidak untuk belanja (hahaha) tapi karena saya ingin menikmati night viewnya, terlebih lagi saya belum pernah kesana. Saat itu di Jalan Merdeka, keadaannya tidak terlalu macet. Saya ingin memesan ojek online tetapi HP saya tidak ada aplikasinya (selama liburan saya pesan ojek online dengan HP ibu atau adik saya), sedangkan HP adik saya mati karena habis baterai. Saya lalu melihat ada banyak taksi konvensional lalu-lalang, sehingga saya memutuskan untuk naik taksi konvensional. Sebenarnya saya juga sangat jarang naim taksi, karena taksi itu mahal.

Saat di perjalanan, sopirnya cukup ramah. Kami mengobrol banyak hal. Beliau bahkan memberitahu saya bahwa di Jakarta sudah ada bis tingkat City Tour yang gratis dan juga melewati kawasan Sudirman dan menyarankan saya naik itu daripada naik taksi. Jalanan saat itu padat, tetapi tidak macet berkepanjangan. Beberapa lama kemudian taksi akhirnya sampai di kawasan SCBD. Argo menunjukkan total 33 ribu rupiah. Saat itu memang saya tidak ada intention untuk memberi sang sopir uang tip. Alasan saya adalah: Pertama. Saat itu saya dalam keadaan tidak punya uang banyak. Kedua, jarak Monas-SCBD itu aslinya cukup dekat dan overall perjalanan lancar tanpa macet. Saya ingin membayar tetapi tidak ada uang pas, akhirnya menyerahkan uang 50 ribu kepada sopir. Saya pun menunggu sopir untuk menyerahkan uang kembalian, tetapi sopir diam saja. Akhirnya saya nyeletuk, "Pak, kembalian 15 ribu ya". Sang sopir langsung bermuka masam (terlihat dari kaca spion) dan memberikan uang kembalian dengan ketus. Jujur, setelah itu saya menjadi merasa bersalah.

Saya sering memberi tip saat naik ojek online. Karena ongkos sekali jalan biasanya tergolong murah sekali. Saya sering merasa kasihan pada sopir ojek atas usahanya mencari alamat rumah saya yang begitu kompleks. Untuk kasus taksi, jika saya menempuh perjalanan jauh atau macet, saya juga pasti akan memberi tip. Saya pun berpikir, apakah perbuatan saya itu salah? Menurut opini saya, walaupun memang boleh memberi tip, tetapi tip bukanlah sebah kewajiban. Sehingga jika sopir tidak diberi tip, seharusnya tidak sampai ketus dan bermuka masam seperti itu. Walaupun pengalaman saya itu sebenarnya sepele dan tidak serius, sebagai penumpang saya sangat kecewa.

Saya belum pernah menggunakan taksi online, apakah yang membaca tulisan saya ini bisa menceritakan secara singkat pengalamannya? Adakah yang pernah tidak memberi uang tip saat naik taksi online, dan bagaimana reaksi sopir taksi onlinenya?

#taksikonvensional #uangtip #taksionline #jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun