Mohon tunggu...
RIZKI IKA YP
RIZKI IKA YP Mohon Tunggu... Freelancer - SHARING IS CARING, THO THE WORDS

Seorang yang sedang belajar menulis ketika lisan tak cukup mampu mengungkap apa yang ada di dalam pikiran. Reach me on Telegram : heyouawesome

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kematian Seorang Pendosa

7 April 2022   14:10 Diperbarui: 7 April 2022   14:17 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Akhirnya setelah 30 menit berlalu, Nissa keci pun lelah menangis dan mulai memejamkan kedua matanya. Lastri yang berbaring di samping bayinya sambil menopang tubuhnya dengan tangan kirinya pun ikut mengantuk sebelum tiba-tiba suara gedoran pintu membuat keduanya kaget dan membuat jantung mereka berpacu begitu cepat. Bayi itu pun seketika langsung menangis histeris.

"Lastrii! Lastriiii! Cepat buka pintunya atau aku dobrak!" Seru Bowo lantang sembari membuat keributan seperti biasa.

Lastri serta merta meraih tubuh Nissa ke pelukannya, berjalan menuju pintu depan rumahnya lalu membukanya tergesa. Belum stabil irama jantungnya, Bowo masuk tanpa babibu langsung menarik rambut hitam panjang milik Lastri sehingga membuat pemiliknya seketika meringis kesakitan.

"Berani sekarang kamu ya sama aku! Siapa yang suruh kamu ngajuin surat cerai, hah? Jawab!" Teriaknya dengan wajah merah padam penuh amarah.

"Aku sudah tidak sanggup lagi hidup dengan setan sepertimu! Cuiihh!" Ludah Lastri meluncur tepat ke wajah Bowo.

Melihat reaksi Lastri yang begitu berani, Bowo makin kalap. Ditendangnya perut sang istri di mana ia tahu itu titik kelemahannya. Kemudian Lastri tersungkur di lantai semen bersama bayinya yang kian menangis ketakutan. Untung saja pelukan sang ibu begitu erat sehingga bayi itu tak ikut terlempar ke lantai seperti tubuhnya. Jahitan panjang di perutnya secara refleks bereaksi, menyisakan rasa perih yang tak tertahankan.

Perempuan yang telah diminta Bowo lewat jalur vertikal antara ia dan Rabb semesta alam itu berulang kali ia lukai tanpa sedikitpun rasa sesal. Ibarat 24 jam sehari maka sikap baik Bowo hanya mampu bertahan 5-10 jam saja, sisanya ia akan berubah menjadi manusia berhati iblis. Selama 5 tahun pernikahan, penyiksaan secara fisik dan mental seperti itu sudah sangat sering dialami oleh Lastri sampai akhirnya ia mantap memilih jalur perceraian meskipun ia tahu itu sangat dibenci oleh Allah.

"Cepat batalkan atau aku bunuh kau!" Ancam Bowo dengan suara nyalang.

"Bunuh saja aku daripada kau siksa aku sampai mati!" Isak Lastri pun mulai terdengar.

"Baik jika itu maumu! Tapi lihat dulu hadiah dariku ini!"

Bowo langsung beranjak dari tempatnya berdiri menuju lemari pakaian Lastri. Ia buka lemari gantung yang berisi perhiasan dan baju-baju simpanan terbaik istrinya itu, dengan kasar diambil sebanyak yang ia mampu bawa lalu dengan gerakan cepat dimasukkannya semua itu ke dalam sumur sebagai sumber air mereka yang terletak di belakang rumah itu. Lastri dengan susah payah berteriak sekerasnya dan memaki lelaki itu agar berhenti membuang pakaiannya, sedangkan Bowo yang tengah dikuasai setan justru makin bernafsu bolak-balik memasukkan semua pakaian istrinya itu ke dalam sumur tanpa menyisakan sehelai pun. Hatinya sedikit pun tak tersentuh melihat istri dan anaknya menangis histeris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun