Mohon tunggu...
RIZKI IKA YP
RIZKI IKA YP Mohon Tunggu... Freelancer - SHARING IS CARING, THO THE WORDS

Seorang yang sedang belajar menulis ketika lisan tak cukup mampu mengungkap apa yang ada di dalam pikiran. Reach me on Telegram : heyouawesome

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kematian Seorang Pendosa

7 April 2022   14:10 Diperbarui: 7 April 2022   14:17 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Tanpa kuasa menjawab, suara tangis sang istri justru semakin menyayat mendengar perkataan suaminya. Tangis keduanya membuat hati ngilu bagi siapapun yang mendengarnya. Berjarak dua meter dari mereka, sang ustad menghembuskan nafas dalam lalu melafazkan doa kebaikan dalam hati bagi orang tua di depannya itu.

***

Semesta, 21 April 1986

Ia pandangi wajah ayu dengan rambut hitam panjang terurai di depannya. Perempuan ini sudah resmi menjadi istrinya hari ini. Ia merasa begitu senang sekaligus heran mengapa akhirnya ia bisa mendapatkan hatinya meskipun keluarga sang istri menentangnya menikah dengan Bowo. Padahal secara logika perempuan yang bernama Lastri itu bisa mendapat lelaki yang lebih segalanya daripada dirinya jika mau. 

Sosok perempuan mandiri yang berprofesi sebagai PNS guru di salah satu Sekolah Dasar itu rela menerima pengangguran sepertinya menjadi suami. Begitulah cinta. Memabukkan bahkan mungkin menjerumuskan ketika kita tak mampu membentenginya dengan ilmu agama yang memadai.

'Ah, tentu saja karena parasku tampan dan harta bapak ibu yang begitu banyak.' Serunya dalam hati, merasa jumawa.

Senyum Lastri pada hari itu selalu terkembang sempurna sambil menyalami para tamu yang tak berhenti berdatangan. Baginya menyatu dengan orang yang ia cintai dalam ikatan sakral pernikahan begitu membahagiakan. Dalam angannya mereka akan menua bersama dalam rasa cinta yang tak pernah luntur. Rasanya sudah genap setengah jiwanya kini. 

Berharap ia bisa dibimbing menjadi perempuan yang lebih baik dengan penuh kelembutan, diajari agama seperti ia mengajari muridnya dengan penuh kesabaran, dicukupkan nafkah lahir dan batinnya serta diimami saat ia shalat. Sungguh ia telah buta oleh cinta. Baru hitungan bulan berkenalan dan tak begitu mengenal karakter sang calon suami, ia sudah berani memutuskan untuk menyerahkan seluruh hidupnya bagi lelaki itu meski keluarganya terang-terangan menentang pilihannya. 

Sudah jelas alasan kedua orang tuanya menolak adalah karena tajamnya intuisi orang tua berdasarkan dangkalnya ilmu agama sang calon menantu. Bahkan ia tanpa memiliki kerjaan tetap seperti perempuannya.

Namun jelas bahwa apa yang sudah ditakdirkan Allah bagi hamba-Nya di dalam kitab Lauhul Mahfudz tak meleset sedikit pun, takkan bisa seseorang lari darinya meskipun akan menyesali segalanya di masa depan. Harapan dan realita yang dihadapi manusia terkadang 180 derajat berbanding terbalik. Dan memang begitulah hakikatnya kehidupan fana ini. Hanya tempat manusia diuji dengan kesenangan dan kesedihan yang datangnya dipergilirkan.

Dulu Lastri mengira bahwa setelah menikah Bowo akan berusaha mencari kerja dan menafkahinya, tetapi nyatanya ia dibodohi oleh harapannya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun