Mohon tunggu...
Hesty Rahmawanti
Hesty Rahmawanti Mohon Tunggu... Foto/Videografer - hestyrhm_

Selalu tebar senyum semangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mandiri dan Pekerja Keras

25 Februari 2020   16:26 Diperbarui: 25 Februari 2020   16:33 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebanyakan orang pasti pernah mendengar nama Merry Riana. Iya, beliau terkenal sebagai seorang motivator wanita sekaligus pebisnis yang menginspirasi banyak orang dengan kata kata motivasinya. Ia lahir di Jakarta pada 29 Mei 1980 yang merupakan anak sulung dari 3 bersaudara dari ayah nya yang bernama Ir. Suanto Sosrosaputro dan ibu nya yang bernama Lynda Sanian. Ia lahir dari keluarga sederhana dan berdarah Tionghoa-Indonesia.

Karena ia anak pertama, ia harus menjadi panutan untuk kedua adiknya. Ia dulu sekolah di SD Don Bosco Pulomas, lalu melanjutkan sekolah SMP dan SMA di Santa Ursula. Ia tidak melanjutkan sekolah ke Universitas Trisakti karena saat itu ada peristiwa yang besar dan banyak kerusuhan. Karenanya, ia bersekolah di Singapura sesuai putusan orangtuanya. Ia bersekolah di Nanyang Technological University Singapore dengan jurusan Electrical and Electronics Engineering (EEE) pada tahun 1998.

Saat itu, keluarganya meminjam uang untuk biaya pendidikan. Karena uang pinjaman bagaimana pun harus dikembalikan lagi. Akhirnya ia bekerja magang mulai dari sebagai penyebar brosur dan pekerjaan lainnya untuk mencicil uang yang dipinjamnya. Kadang ia puasa menahan laparnya karena uang nya tak cukup untuk hidup dia disana. Dia tidak ingin terus hidup begitu, dan ia berpikir keras agar bisa maju hidupnya. Ia mencoba berbagai bisnis. Seperti bermain dengan saham. Namun yang namanya bisnis bisa gagal bisa berhasil. Dan saat itu ia gagal dalam berbisnis. Merry juga mencoba bekerja dibidang marketing meski akhirnya rugi 200 dollar. Ia bahkan pernah kehilangan 10.000 dollar saat bermain dengan saham.

Setelah lulus, ia mendapat keberuntungan yang begitu disyukurinya. Pada tahun 2002, ia bergabung dengan sebuah perusahaan keuangan sebagai Konsultan Finansial. Ia bekerja dengan mengambil resiko.  Berkat ketekunan dan kerja keras yang ia kerahkan hingga belasan jam per hari, ia akhirnya bisa sukses serta dapat meraup penghasilan lebih dari 200 ribu dolar atau sekitar Rp2 miliar (kurs Rp10.000 per dolar Singapura).  Karena itu, ia segera melunasi kredit pendidikannya.

Ia kemudian mendapatkan Penghargaan Penasihat Baru Teratas yang diidam-idamkan banyak orang yang menekuni profesi penasihat keuangan pada tahun 2003. Selang 2 tahun kemudian, Ia sudah menghasilkan 1 juta dolar Singapura atau sekitar Rp10 miliar. Saat itu, usia Merry ini baru 26 tahun. Kini, pendapatannya terus melambung tinggo seiring bisnis yang dijalanlannya semakin berkembang.

Saat ini, Merry Riana dikenal sebagai  sosok motivator hebat. Motivator wanita  nomor satu di Indonesia maupun di Asia. Selain motivator, ia juga merupakan pengusaha, influencer, dan educator. Pebisnis ini pun mendirikan sebuah pusat pengembangan diri bagi anak-anak usia 9-19 tahun bernama Merry Riana Learning Center (MRLC).

Dari kisah Merry Riana ini, bisa kita ketahui, bahwa kegagalan itu awal dari sebuah keberhasilan. Bisa kita lihat ia sudah jatuh bangun dalam berbisnis. Walaupun besar resikonya, ia tetap menjalinya. Selain itu, ia juga seseorang yang sangat pekerja keras. Tidak mudah menyerah. Jika kegagalan menghampiri, jadikan itu sebuah pelajaran, sebuah pengetahuan agar kita tidak mengalami kegagalan lagi dimasa mendatang.
Saya pribadi ingin menjadi seperti dia karena ia sangat tangguh, pekerja keras, tidak mudah lemah. Seorang wanita yang kuat yang dapat menghadapi berbahai hal. Juga sebagai wanita mandiri yang bisa melalui berbagai masalah hidup yang ada pada kehidupannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun