Mohon tunggu...
hesty Gorang
hesty Gorang Mohon Tunggu... Lainnya - Buku gudang ilmu

📝Penulis buku : Pena Pedang Penulis, Muslimah Kanan. 📝Anggota di FLP NTB 🔮Pemilik blog : Lancarberbahasa.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mamaku Segalanya

22 Desember 2020   12:13 Diperbarui: 22 Desember 2020   12:22 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac


Berbicara mengenai sosok ibu tidak akan habisnya. Iya nggak. Ia dong. Dia adalah malaikat yang diciptakan Tuhan untuk kita. Mengandung, melahirkan, menyusui, hingga membesarkan kita  sampai kita menjelang dewasa.
Diusia dewasa kita kadang lupa diri dan meremehkan pesan orang tua, apalagi seorang ibu. Apa saja yang keluar dari lisan seorang ibu adalah doa. Maka, hati-hati ketika berbicara dengannya.


Aku punya sebuah cerita tentang ibu. Ah, lidahku berat mengucapkan ibu. Aku tulis sesuai apa yang aku ucapkan aja yah.


Mama. Yah, mama adalah perempuan terhebat dalam rumah kami. Beliau adalah segalanya di mata kami. Mama sering berpesan pada kami bahwa 

"Kalian sudah besar, mama tidak perlu bicara banyak lagi, mama yakin kalian lebih tau dari mama."


Begitulah beliau merendahkan dirinya dihadapan putra putrinya yang sebenarnya tidak tahu apa-apa ini. Mama itu seorang yang sangat disiplin dengan waktu. Orangnya on time,  dan tidak pernah telat. Bayangkan saja, biasanya beliau akan datang 2 jam ke bandara sebelum waktu penerbangan, kebiasaan lainnya, beliau selalu menyiapkan segala sesuatu sebelum waktunya. Misalnya, kalau ada acara nikah, atau acara apa pun pada pagi hari jam 09.00 jam 08.00 beliau sudah mulai persiapan. Bagi mama, waktu itu adalah segalanya. Jangan biasakan diri untuk terlambat. Meskipun dalam hal kecil. Karena kalau sudah kebiasaan telat dalam masalah-masalah kecil maka akan menjadi sebuah keburukan pada hal-hal penting lainnya.
Tidak sampai disitu.

 Mama itu orang yang sangat tegar. Ketegaran beliau tidak ada yang ditiru oleh kami putra putrinya. Beliau sangat kuat dalam menghadapi masalah, "Tersenyum" itulah obat terbaik dalam menyembunyikan masalah. Disaat orang lain asyik membicarakan segala keburukannya, dia santai mendengar dan terus berdoa agar apa yang diucapkan tidak menjadi sebuah kenyataan atas dirinya. Dikala semua orang memasang muka kebencian kepadanya dia dengan tegar membalas d engan senyum.
Ah, mama. Apa lagi yang harus ku tulis tentangmu. Kisahmu tak akan habis diceritakan. Kisahmu tak akan selesai jika dibukukan. Akan terus ada kisah  dan cerita dalam setiap periode kehidupan kami bersamamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun