Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekhilafahan yang Jauh Panggang dari Api

10 Juni 2022   04:51 Diperbarui: 10 Juni 2022   05:01 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu tepatnya akhir bulan Mei, kita heboh dengan sebuah unggahan di medsos dari akun miduk17, berisi video konvoi motor sekelompok orang yang berbaju hijau dan putih. Mereka membawa atribut bendera bertulisakan lafal La ilaha illa Allah hingga poster bertuliskan "Sambut kebangkitan Khilafah Islamiyah".

Kelompok ini kemudian diketahui bernama Khilafatul Muslimin. Konvoi itu menyusuri beberapa kota di daerah Pantura dan disambut di Jakarta. Penyambutan konvoi ini dilakukan oleh anggota wilayah Jakarta. Pemimpin (disebut Amir) kelompok Khilafah wilayah DKI Jakarta bernama Abudan, mengakuinya.

Siapa dan apa sih kelompok ini?

Khilafatul Muslimin adalah satu dari sekian banyak organisasi yang punya ide mendirikan negara Islam dengan sistem khilafah. Jika dilirik dari media sosial mereka disebutkan bahwa organisasi ini didirikan dengan tujuan mewujudkan cita-cita (sebagian) umat Islam, yakni tegaknya (kembali) pemerintahan Islam (khilafah Islamiyah).

Organisasi ini didirikan pada 18 Juli 1997 yang ditandai dengan dicetuskannya sebuah konsep yang disebut dengan "Maklumat Khilafatul Muslimin" oleh Abdul Qadir Hasan Baraja. Kini Hasan Baraka yang sudah cukup tua itu ditangkap dengan beberapa pengurus lainnya.

Pada tahun 2016 mereka mengklaim bahwa punya 16 cabang setingkat provinsi dan 68 ranting yang setingkat kabupaten. Mereka memakai masjid sebagai tempat aktivitas kelompok mereka meniru keadaan seperti zaman Nabi Muhammad. Umumnya masyarakat memang sangat tertarik jika sebuah komunitas atau kelompok dikatakan mirip zaman Nabi.

Contoh saja ISIS yang dalam upaya merekrut umat muslim global untuk membantu perjuangan mereka adalah memberikan narasi-narasi bahwa umat akan menikmati suasana seperti zaman nabi dimana keadaan serba berkecukupan, keadilan dan saling pengertian antara orang terwujud. Sehingga tidak salah jika banyak sekali umat berangkat ke Suriah dan bergabung dengan ISIS dan mendapati kenyataan yang berbeda dengan yang mereka narasikan. Mereka tidak mendapati suasana seperti zaman Nabi Muhammad, namun peperangan dan kehidupan terbataslah yang mereka alami. Di banyak media , banyak orang merasa 'terjebak' di sana tanpa bisa pulang ke negara masing-masing karena negara asal tidak menerima mereka.

Dari contoh itu kita bisa menangkap makna di baliknya bahwa kekhilafahan yang diidamkan oleh sebagian umat Islam sangat jauh panggang dari api. Artinya, secara teoritis memang bisa tapi unsur membentuknya sudah sangat berbeda.

Dunia sudah kompleks termasuk tata pemerintahannya. Banyak sekali umat yang berkeyakinan lain yang juga harus kita hormati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun