Ada hal menarik yang disampaikan oleh Rektor Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah awal Mei lalu  yang mengemukakan bahwa zakat yang ada sekarang punya dimensi yang lebih luas dan tidak saja menyangkut melaksanakan perintah agama saja.
Zakat menut Rektor IAIN Palu yaitu Prof Sagaf Pettalongi  mengemukakan bahwa dimensi sosial dan ekonomi zakat pada dua tahun ini sangat bermakna karena berada di masa Pandemi Covid-19. Sehingga implementasi zakat merupakan solusi untuk stabilitas ekonomi warga terutama yang berada kelompok miskin dan rentan miskin.
Kita tahu bersama bahwa penyakit ini terus menerus berkembang dari virus mula-mula seperti yang berkembang  di Wuhan sampai duta tahun kemudian , dan sekarang virus itu mengalami mutasi dari varian Inggris, India dan beberapa lain. Karena pergerakan manusia yang tidak terhindarkan maka sampai sekarang negara seperti India harus berjuang untuk mengendalikan penyebaran virus jenis baru dari Covid-19.
Mengutip pernyataan sang Rektor yang mengatakan bahwa ""Konsep dan implementasi zakat menjadi sebuah solusi untuk mewujudkan kebersamaan di tengah keterbatasan ekonomi seperti saat ini," ucap Prof Sagaf Pettalongi di Palu. Pernyataan beliau ini didasarkan pada kenyataan bahwa standar hidup manusia di Indonesia dan bahkan global mengalami kemerosotan. Mulai dari berbagai peristiwa seperti pemutusan hubungan kerja (PHK) di banyak perusahaan karena mereka tidak bisa menghindari demand yang menurun sementara jika produksi terus dilakukan seperti sebelum pandemi akan sulit dilakukan. Karena itu PHK tidak bisa terelakkan lagi.
Kondisi ini memang sangat berimbas pada kualitas hidup. Banyak orang kemudian melakukan skala prioritas untuk tetap bertahan di era ini. Mulai dari memangkas kebutuhan hidup yang tidak perlu, sampai pada harus hidup prihatin dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ada yang  mengurangi bahkan menhilangkan sama sekali kebiasaan merokok, agar biaya rokok disubstitusikan pada kebutuhan anak dan keluarga. Ada juga kebutuhan akan pulsa yang mendukung kebutuhan sekolah. Ini yang akhirnya membuat mereka lebih rasional dalam mengeluarkan biaya untuk hidup.
Pemerintah sudah berupaya sedemikian rupa agar masyarakat miskin dan rentan miskin dapat bertahan lebih panjang. Namun uluran tangan banyak pihak memang sangat membantu sekali. Sehingga pada masa seperti sekarang ini, sesuai dengan pernyataan sang Rektor, zakat tidak saja berdimensi agama, namun juga membantu ekonomi banyak warga yang kurang beruntung. Jika secara reguler mereka bisa hidup dengan layak selama 17 hari, dengan zakat yang diberikan oleh pihak-pihak yang mampu maka lifetime mereka bisa mencapai 23 hari atau bahkan 30 hari. Ini tentu saja sangat membantu mereka yang terdampak.
Lebih lanjut sang rektor mengungkapkan bahwa "Pernyataan Allah dalam Alquran di atas yaitu ingin menegaskan bahwa zakat dalam Islam merupakan cara Islam untuk mendistribusikan kekayaan agar tidak terjadi jurang pemisah antara si kaya dan si miskin," ujarnya. Dengan demikian akumulasi harta di tangan seseorang saja selain juga merupakan amanah dari agama.
Karena itu berzakatlah.