Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendidikan, Pintu Efektif Kenalkan Keragaman Indonesia

15 Maret 2019   10:58 Diperbarui: 15 Maret 2019   11:48 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama satu dekade ini mungkin kita sering mendengar dan bertemu dengan institusi-institusi pendidikan berbasis agama. Baik yang Kristiani maupun yang berbasis Islam. Mereka mendirikan yayasan-yayasan pendidikan dan berhasil mengumpulkan dan mendidik jutaan siswa.

Tapi yang menyedihkan adalah pada beberapa sekolah yang berbasis agama (tidak semua) memang memperkuat siswa soal agama dan akhlak tapi kerap tidak mengajarkan soal keberagaman kepada siswa. Pendidikan agama seringkali diajarkan dengan memperhitungkan konteks keindonesiaan sehingga sering ditafsirkan secara salah oleh anak. Mereka melihat agama seperti konteksnya di asal agama itu.

Padahal di Indonesia, beberapa hal harus disesuaikan agar tidak mengabaikan keberadaan pemeluk agama lain. Setidaknya ada enam agama yang ada di Indoensia selain beberapa aliran penganut kepercayaan. Enam agama itu adalah Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Khong Hu Chu.

Enam agama dan beberapa aliran kepercayaan itu tumbuh dan berkembang di Indonesia, sebagian besar karena aktivitas ekonomi mayarakat kita dengan beberapa pihak dari India, Yaman (Arab), Cina, beberapa misionaris dari Eropa dll.

Ketika agama itu masuk ke Indoensia, beberapa tokoh semisal Wali Songo yang sebagian dari mereka keturunan Yaman, melakukan beberapa penyesuaian sehingga agama baru yang masuk itu (Islam) mudah dipahami oleh masyarakat. Penyesuaian itu bisa berupa soal tradisi, adat  tanpa menafikan ajaran agama yang hakiki. Maksud mereka melakukan beberapa penyesuaian agar ajaran agama itu dapat dengan mudah diserap oleh masyarakat yang daya serapnya terhadap ajaran. Penyesuaian memudahkan mereka mengerti tanpa mengajaknya berfikir dengan berat.

Kondisi itu seharusnya juga dikenalkan oleh para guru kepada peserta didiknya. Agar para siswa itu paham dan tidak menelan mentah nilai-nilai agama yang mungkin berbeda dengan konteks ke-Indonesiaan.

Karena itu amat penting bagi guru, para pendidik dan orang tua soa mengenalkan keberagaman kepada anak-anak. Keberagaman atau hal yang berbeda dalam masyarakat Indonesia adalah sebuah keniscayaan . Bukan saja soal agama tetapi juga bahasa, adat istiadat dan lainsebagainya. Anak-anak harus paham dan sadar bahwa berbeda agama adalah hal biasa di Indonesia. Berbeda warna kulit dan bahasa juga biasa untuk Indonesia.

Yang diperlukan adalah pemahaman dan sikap toleransi dari kita semua agar segala sesuatunya berjalan dengan baik dan mendapat kemajuan bersama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun