Mohon tunggu...
hesty kusumaningrum
hesty kusumaningrum Mohon Tunggu... Human Resources - swasta

seorang yang sangat menyukai film

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perdamaian Dunia Maya, Perdamaian untuk Semua

13 Agustus 2018   08:07 Diperbarui: 13 Agustus 2018   08:28 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Damai Dunia Maya - jalandamai.org

Internet atau dunia maya sudah menjadi hal yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Internet juga sudah bukan menjadi barang yang mahal. Melalui telepon genggam, kita bisa beraktifitas di dunia maya, kapan saja dan dimana saja. 

Tidak hanya bisa mendapatkan informasi ataupun pertemanan, dunia maya juga menawarkan berbagai kemudahan. Diantaranya kemudahan untuk jual beli, kemudahan untuk melakukan cek ricek, hingga kemudahan untuk mendapatkan pertemanan.

Namun dalam perkembangannya, dunia maya tak hanya memberikan dampak positif, tapi juga dampak negative. Dunia maya mulai sering dimanfaatkan untuk penyebaran informasi yang menyesatkan. Dunia maya tak hanya sekedar menjadi tempat untuk diskusi, tapi juga bisa menjadi media penyebaran provokasi. 

Mari kita lihat sekarang. Ujaran kebencian begitu masif di dunia maya. Ajakan untuk melakukan perbuatan yang tidak terpuji pun, secara terang-terangan terus dimunculkan. Bahkan, dalam kontestasi politik, membenci atas nama ini itu begitu vulgar terjadi.

Yang lebih mengkhawatirkan, ketika perdamaian di Indonesia diganggu dengan provokasi bernuansa SARA. Kerukunan antar umat yang selama ini sudah terjaga, berpotensi terganggu. 

Masyarakat yang awalnya ramah, mendadak berubah menjadi masyarakat yang sangat mudah marah. Politik yang seharusnya dihadapi dengan suka cita, justru dihadapi dengan penuh amarah. 

Pemilihan kepala daerah yang terjadi beberapa waktu lalu, menjadi bukti bahwa amarah itu selalu saja ada. Ironisnya, amarah itu justru dipicu dari ujaran kebencian dan provokasi di dunia maya.

Jelang pemilihan presiden dan anggota legislative pada 2019 mendatang, dunia maya menjadi kunci pemenangan pasangan calon. Dunia maya sering digunakan untuk melakukan kampanye untuk menarik simpati publik. 

Namun disisi lain, dunia maya juga digunakan sebagai media untuk menurunkan elektablitas pasangan calon. Maraknya buzzer politik membuat dinamika politik di dunia maya semakin sulit diprediksi dan dikendalikan. Kelompok ini sengaja menebar kebencian, untuk kepentingan tertentu. Ada yang bermotif ekonomi, namun ada juga yang motifnya ideologi. Selain ingin meraup keuntungan material, mereka juga ingin menyebarkan paham radikalisme melalui sentimen kebencian.

Dampak dari penyebaran kebencian ini, tidak hanya akan membuat seseorang mudah marah, tapi juga mengancam persatuan dan kesatuan yang sudah lama terjaga. Karena itulah, sebagai generasi milenial, tidak boleh hanya diam melihat pesan-pesan negative terus berkeliaran di dunia maya. 

Generasi milenial harus mau dan mampu, menebarkan pesan-pesan damai dan valid agar masyarakat bisa mendapatkan informasi secara utuh. Tidak boleh informasi dikurangi atau ditambah. Nilai-nilai kearifan lokal harus terus disuarakan, agar masyarakat yang mulai terpapar radikalisme bisa ada pandangan lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun